Dinda Hauw : Peran Tuna Rungu Yang Membuat Dirinya Terkenal

Nama Nyimas Khodidjah Nasthiti Adinda alias Dinda Hauw  di dunia perfilman memang sedikit agak asing di telinga masyarakat pecin ta film Indonesia, maklum baru satu sinetron - Ulat Kepompong (2009) - yang dibintanginya. Namun lewat debut di film Surat Kecil untuk Tuhan (SKUT) (2011) produksi Skylar Pictures, sosok gadis tom­boy ini menarik perhatian publik. Karena selain kualitas aktingnya, yang total sebagai gadis remaja pengidap kanker Rhabdomyosarcoma bernama Gita Sesa Wanda Cantika, itu yang sangat diapresiasi oleh penonton. Di film karya sutradara Harris Nizam ini Dinda Hauw harus rela dibotakin rambutnya. Dan film ini berhasil menarik penonton sampai mencapai jutaan orang.

Setelah membintangi film SKUT, karier gadis kelahiran Palembang 14 November 1996, melesat bak anak panah yang lepas dari busurnya. Tidak kurang 5 judul film layar lebar dibintanginya dan puluhan FTV dan sinetron remaja yang dimainkannya. Beragam karakter pun pernah dilakoninya. Tapi entah kenapa, peran orang "sakit-sakitan" selalu melekat di diri Dinda. Karena setelah SKUT, dia sempat mendukung film Semesta Mendukung (2011) berperan gadis biasa, kemudian Ayah Mengapa Aku Berbeda (2011) sebagai gadis tuna rungu dan di tahun 2012 Dinda bermain di film Seandainya, sebagai seorang remaja pengidap penyakit Leukimia.

Ternyata bukan hanya di film layar lebar saja Dinda Hauw diberi peran "penyakitan", di sinetron pun begitu juga. Di sinetron Ayah Mengaku Aku Berbeda (2014)  produksi Sinemart Production, Dinda diberi peran sebagai Angel seorang gadis tuna rungu Angel adalah gadis tuna rungu sejak lahir. "Tidak tuli betul. Kira-kira masih mendengar 10%. Dia harus menggunakan alat bantu dengar. Angel ini, walaupun tuna rungu dia pinter banget, makanya dia dipindahin dari Sekolah Luar Biasa (SLB) ke sekolah normal. Banyak temennya yang iri, kenapa sih anak cacat kayak gitu diterima disini ?. Bukan cuma itu, Angel dianggap duri dalam daging oleh rekan-rekan siswi lainnya, karena Angel ternyata banyak disukai oleh banyak siswa. Di sini asyiknya," tutur Dinda. Dinda punya bekal apa untuk peran ini ?.

"Ya, 'kan pernah dibikin film layar lebarnya, jadi sudah ada bekal. Tapi tetap aja susah. Menurut aku, bagaimana caranya aku harus jadiin satu antara memerankan sosok Angel yang polos, dia tuna rungu dan hafalkan bahasa isyarat," tukas Dinda. Sempat survei tentang orang tuna rungu ? "Sempet. Datang ke yayasannya melihat segala gerak mereka. Begitu juga nonton film yang kisahnya ada peran tuna rungu. Ada film luar, ada juga film dalam negeri." Senang peran ini ? "Senang, karena aku jadi belajar bagaimana memerankan dan acting layaknya seorang tuna rungu beneran," tukas Dinda, yang terpaksa harus belajar dan hafalin bahasa isyarat. Meski tidak mudah, tapi Dinda bersyukur, dapat mempelajari dan ngapalin bahasa isyarat itu dengan cepat.

Sebenarnya setelah membintangi film SKUT, putri ke-4 dari pasangan KMS Herman & Husna sudah berkeinginan main dengan karakter yang beda. Tapi nyatanya, dia tidak bisa lepas dari peran orang yang "berpenyakitan".

"Aku jalani aja dulu peran apa yang datang. Kalau sekarang dapat peran gadis tuna rungu, ya dijalanin aja. Padahal aku kepingin sekali peran seorang psychopath. Atau anak yang bandel, yang berlawanan dengan karakter aku selama ini. Peran seperti itu aku anggap sebuah tantangan," tukas Dinda, yang karena kesibukannya di dunia acting ini, ter­paksa harus menunda keinginannya kuliah.

Dinda mengakui, sekarang ini lagi pengen ngumpulin uang. "Supaya aku bisa buat film, atau pengen jadi produser musik, produser film, Banyak kepengennya deh," tambah Dinda, yang untuk langkah pertamanya ingin bikin semacam cafe. "Semacam tempat ngumpul lah.."

Ketika ditanya diantara kepinginannya itu, adakah ke-inginan Dinda untuk punya pacar ? "He..he..Beluuummm..," katanya setengah teriak. Menurutnya, keinginan punya pacar sih ada, tapi susah mencari pacar yang sayang pada keluarga. "Sayang sama papa dan mamaku. Yang bisa ngertiin waktuku," kilah Dinda, yang menggaris bawahi bahwa pacarnya kelak bukan dari kalangan artis. "Kepengennya yang biasa-biasa aja deh."

 

(BINTANG FILM, Edisi 30, Maret 2014)