Di Balik Layar Anak-Anak Manusia

Sinetron Anak-Anak Manusia adalah tontonan favorit pemirsa, karena rating dan audience share bagus, sinetron yang awalnya tayang pada Ramadan 2013 bertanjut hingga sekarang. Akting para pemain sinetron ini dianggap sukses menyentuh hati pemirsa, selain kekuatan cerita. Namun, dalam setiap episode jangan lupakan jasa orang-orang di belakang layar seperti sutradara, juru kamera, penata lampu dan suara, serta lainnya.

Kamis (20/3), C&R menyambangi lokasi syuting sinetron Anak-Anak Manusia di Jl. Mandiri, kawasan Cibubur, Jakarta Timur. Semua orang yang terlibat dalam proses syuting sinetron ini tampak sangat sibuk, mulai dari artis pendukung, tim sutradara (lebih dari satu), tim penata lampu dan suara, dan masih banyak lagi.

Ada beberapa tempat yang menjadi lokasi syuting, namun masih di sekitar lokasi yang sama. Setiap berganti scene, kru langsung sibuk memindahkan properti syuting seperti lampu-lampu dan kamera yang jumlahnya cukup banyak, kembali menata lampu untuk setting adegan berikutnya. Para pemain juga sangat sibuk, ada yang stand by di setting baru, ada yang berpindah ke lokasi lain untuk pengambilan adegan.

Mengejar Deadline

Yudi Pamutih salah satu sutradara berbagi sedikit cerita tentang cara kerja tim. "Saya bukan sutradara keseluruhan sinetron ini. Kami terbagi tiga tim dan di setiap tim ada yang menyutradarai. Semua tinggal mengikuti skenario. Setiap tim biasanya dibagi perset, di rumah Mardani, H. Mansyur, atau di mana pun semua tergantung skenario," kata Yudi.

Sebagai sinetron stripping yang tayang setiap hari, proses syuting Anak-Anak Manusia harus cepat. Tim yang terlibat harus pintar-pintar mengatur agar bisa selesai tepat waktu, bahkan lebih cepat. "Dalam sehari setiap tim harus menyelesaikan minimal satu episode. Pastinya pengambilan adegan dilakukan secara acak, selebihya bisa diatur pada proses editing. Semua bisa jadi rapi dan teratur berkat kerja keras tim editing. Pemirsa tinggal menikmati sinetron di televisi setiap malam," kata Yudi.

Tim sutradara, tim lighting, dan juru kamera juga harus menyiasati agar bisa mendapatkan banyak adegan dengan hasil maksimal. Yaitu dengan mengatur tempat pengambilan gambar, lengkap dengan setting plus tata pencahayaan agar adegan sesuai alur cerita.

"Kami harus persiapkan semua di lokasi syuting secara maksimal, biar targetnya terkejar. Selesaikan banyak adegan biar banyak stok, tetapi enggak asal-asalan," kata Yudi.

Deadline ketat menjadi tantangan bagi seluruh tim. "Kalau ada stok, penayangan bisa untuk dua hari setelah syuting. Tetapi, kadang-kadang kami harus live syuting dari pagi sampai siang dan malamnya harus tayang. Ini tantangan sinetron stripping," kata Yudi.

Jam tayang Anak Anak Manusia yang tidak menentu menjadi tantangan tersendiri. "Awalnya, sinetron Ramadan. Terus menjadi sinetron reguler dan tayang setiap hari dengan durasi tidak tentu. Bisa 1,5 jam, 2 jam, 2,5 jam. malah kadang 3 jam," kata Yudi.

Untungnya sinetron Anak Anak Manusia didukung aktris dan aktor profesional. Tim sutradara tidak kesulitan mengarahkan akting mereka. "Mereka bisa langsung akting sesuai yang diminta. Jadinya enggak mengulang-ulang. Proses syuting jadi lebih cepat," kata Yudi.

Bahkan, Yudi mengakui pemain figuran yang terlibat pun cukup berpengalaman. "Adegannya ya numpang lewat-lewat saja. Pemain figuran yang berpengalaman dapat dialog. Misalnya menjadi tukang warung atau suster rumah sakit. Mereka juga beradegan langsung dengan aktris meski dialog tidak banyak," kata Yudi.

Menipu Pemirsa

Proses syuting sinetron memang penuh rekayasa. Misalnya di layar kaca pemain melihat adegan saat siang hari. Padahal pengambilan gambar dilakukan pada malam hari begitu pun sebaliknya.

"Di sini malam bisa jadi siang dan siang bisa jadi malam. Semua bisa dibuat dengan tipuan lampu," kata Yunus Kumis, juru kamera sinetron Anak Anak Manusia.

Tim lighting sangat membantu sutradara mengikuti setting sesuai skenario. "Misalnya di skenario waktunya siang, tetapi kami syuting malam. Itu gampang, saya tinggal ngomong sama juru kamera. Dia cari sudut-sudut yang aman. Yang penting adegannya masih dapat, semua bisa diatur," kata Yudi.

Di sinetron Anak-Anak Manusia juga ada adegan menegangkan seperti bertengkar, kecelakaan, dan tabrakan. Memang di televisi terlihat menegangkan. Padahal dalam proses syuting tidak benar-benar dilakukan seperti kejadian di televisi.

"Kami tetap bikin adegan tabrakan tetapi ada trik-triknya. Adegan bertengkar, pukul-pukulan, tendang-tendangan ya juga begitu. Biar di televisi kelihatan sungguhan semua diserahkan kepada tim editing," kata Yunus.

Dalam sinetron sering ditemui adegan mobil berjalan di jalan tol, jalan-jalan di desa yang banyak pepohonan, dan masih banyak lagi. Namun adegan mobil berjalan tak semuanya sungguhan. "Ada proses editing gambar yang bisa diisi lagi dengan jalan tol, atau jalanan yang banyak pohon-pohonan di televisi aja kelihatan sungguhan. Padahal sebenarnya itu enggak ada saat syuting, tetapi kadang kami ambil gambar di jalan raya juga biar dapat view yang bagus," kata Yunus.

 

(CEK & RICEK, Edisi 813, 26 Maret - 1 April 2014)