Dinda Hauw : Peran Tunarungu Itu Menarik

Ayah, Mengapa Aku Berbeda?? The Series adalah sinetron yang diadaptasi dari novel dan cerita online karya Agnes Davonar. Cerita ini telah dibaca oleh lebih dari 2 juta pembaca online. Sama seperti versi filmnya, pemeran tokoh utama Angel, dimainkan oleh aktris muda, Dinda Hauw. Karena perannya sebagai penderita tunarungu dimainkan dengan baik, artis kelahiran Palembang 14 November 1996 itu, menjadi buah bibir.

Bagi Dinda, memerankan gadis tunarungu menjadi tantangan tersendiri. Meskipun mengaku tidak mudah, Dinda tetap berusaha semaksimal mungkin menyajikan akting yang baik.

"Setiap peran enggak ada yang gampang. Tapi balik lagi ya bagaimana cara aku menjalaninya saja. Pastinya harus banyak belajar dan diskusi," kata Dinda saat ditemui di lokasi syuting Ayah, Mengapa Aku Berbeda?? The Series, di kawasan Pondok Labu, Jakarta Selatan, pekan lalu.

Dinda yang sebelumnya juga bermain di film layar lebar dengan judul yang sama, di tahun 2011 lalu, mengakui banyak hal yang hams dipelajari agar dapat memerankan tunarungu dengan maksimal

"Untuk memerankan Angel aku juga melakukan observasi beberapa kali. Aku misalnya ngobrol langsung bersama siswa penderita tunarungu. Aku juga banyak bertanya dan berdiskusi dengan sutradara. Setiap selesai berakting aku selalu menonton hasil previewnya sebelum ditayangkan di televisi. Gunanya untuk bahan pelajaran agar aktingku lebih baik terus," kata Dinda.

Selain belajar langsung dari guru di sekolah bagi penderita tunarungu, Dinda juga mempelajari bahasa isyarat melalui buku. "Gurunya datang setiap hari, jadi belajarnya lebih enak. Tapi aku juga tambah dengan membawa buku panduan belajar bahasa isyarat. Makanya aku jadi lebih mudah memerankan karakter Angel," kata Dinda.

Meskipun sulit, Dinda mengakui memerankan penderita tunarungu adalah hal yang menarik. "Sebelumnya aku main versi layar lebarnya. Bagi aku peran tunarungu itu menarik, aku merasa tertantang karena memang tak mudah dan harus belajar bahasa isyarat, ini jadi pengalaman yang lain buat aku," kata Dinda.

Pahami Isi Skenario

Selain observasi dan diskusi, bagi Dinda skenario menjadi patokannya untuk menghayati perannya. Dinda pun intens membaca skenario agar bisa memahami isinya sehingga ia dapat memerankan karakter Angel secara maksimal.

"Memerankan orang tunarungu itu tak mudah dan butuh adaptasi tersendiri. Biar bisa menghayati peran ini, selain observasi dan baca buku, aku juga perlu banyak belajar dengan cara membaca skenario terus tanya-tanya ke orang juga buat minta masukan. Memang ini yang harus dilakukan semua pemain, yaitu mempelajari isi skenario," kata Dinda.

Berbeda dengan pemeran-pemeran lain di sinetron ini yang harus menghafalkan naskah dan berdialog dengan lawan mainnya, karena Dinda memerankan siswi tunarungu, Dinda harus menerjemahkan bagian dialognya dengan bahasa isyarat. Tentu ini lebih sulit dibandingkan tokoh yang diperankan oleh pemain lainnya.

"Aku lihat isi skenarionya, dibaca baik-baik, hafalin dan pahami naskah dialognya gimana, terus aku buka buku panduan bahasa isyarat. Memang harus banyak belajar dan diskusi sama sutradara, biar gak banyak diulang-ulang juga adegannya," kata Dinda.

Jatuh Cinta dengan Angel

Sebelum bermain di Ayah, Mengapa Aku Berbeda?? The Series, Dinda juga pernah bermain di AAAAB versi layar lebar yang dirilis 17 November 2011 lalu. Karena sudah lebih dulu memerankan tokoh yang sama di film tersebut, Dinda merasa sudah masuk ke dalam karakter Angel.

"Aku mau terima tawaran sinetron ini dengan senang hati, karena memang sudah jatuh cinta dengan karakter Angel. Apalagi sebelumnya aku main film layar lebarnya," kata Dinda.

Dinda juga mengaku peran Angel sangat membantunya untuk lebih memperkaya kemampuan aktingnya. "Memerankan Angel itu memang gak gampang, tetapi aku suka, karena aku memang suka belajar akting, jadi gak masalah, bisa memperkaya akting aku juga," Ujar Dinda.

Menurut Dinda, sangat banyak nilai yang didapat melalui karakter Angel, sehingga isi sinetron produksi SinemArt Production ini menjadi lebih kaya akan pesan moral dan mendidik dengan jalan cerita yang unik dan menarik. "Menurut aku sinetron ini ceritanya tak hanya menarik, tetapi juga mendidik. Pesannya agar kita enggak memandang sebelah mata orang-orang yang cacat. Sinetron ini tidak hanya cocok ditonton untuk remaja, tetapi juga bisa disaksikan anak-anak agar orang tua bisa mengajarkan anak-anak agar tidak menghina kekurangan orang lain," kata Dinda tentang sinetron yang ditayangkan RCTI setiap hari pukul 18. 15 WIB itu.

Bagi Dinda sinetron yang bagus adalah sinetron yang banyak mengandung nilai moralnya seperti Ayah, Mengapa Aku Berbeda?? The Series. "Sinetron ini memang menceritakan kisah cinta remaja, tetapi enggak sekadar cinta-cintaan. Ada juga kisah tentang persahabatan dan perjuangan hidup. Pesan moralnya sangat bagus," kata Dinda.

 

(C&R, Edisi 817, 23-29 April 2014)