Dewi Sandra Deja Vu di Catatan Hati Seorang Istri

Dalam sinetron Catatan Hati Seorang Istri, Dewi Sandra berperan sebagai Hannah,, istri Bram (Ashraf Sinclair). Hannah bersahabat dengan Vina (Yasmine Wildblood) dan Annisa (Intan Nuraini). Hannah diceritakan seperti konselor, yang memberi nasihat kepada teman-temannya dan siapa saja melalui blog pribadinya tentang bagaimana mengatasi masalah rumah tangga. Siapa sangka, Hannah sendiri mengalami masalah rumah tangga yang berat. Dewi Sandra menghidupkan sosok Hannah dengan pas dalam sinetron yang ditayangkan RCTI setiap malam itu. Sinetron ini pun digemari pemirsa di Tanah Air karena dianggap memiliki kedekatan dengan kisah hidup banyak orang. Benarkah?

Dewi Sandra mengaku tak heran, sinetron Catatan Hati Seorang Istri digemari banyak orang. Pasalnya, selain memiliki kedekatan dengan pengalaman sebagian pemirsa, sinetron yang merupakan garapan SinemArt Production ini memberikan pesan yang baik kepada penonton bagaimana menghadapi masalah rumah tangga. Berumah tangga termasuk sebagai ibadah. Namun, banyak yang percaya pernikahan itu seperti dongeng, hidup bahagia selamanya.

Bagaimana dengan Hannah eh, Dewi?

"Saya percaya dalam setiap rumah tangga pasti ada ujian. Bagaimana cara menyikapinya tentu setiap manusia punya perspektif dan pola pikir yang berbeda-beda. Kita gampang kasih nasihat kepada orang lain. Tetapi begitu kita mengalaminya sendiri, ternyata benar-benar tidak mudah. Bagi saya itu menarik, karena biasanya kita terbuai sama masalah orang dibandingkan dengan masalah sendiri," kata Dewi.

Mirip dengan Masa Lalu

Meskipun Dewi Sandra telah memahami karakter Hannah, bagi Dewi memerankan Hannah bukanlah hal yang mudah. "Susah-susah gampang. Saya pernah merasakan posisi dua kali gagal berumah tangga. Alasannya seperti apa, itu tetap menjadi rahasia pribadi saya. Jadi memorinya harus diingat lagi, tadinya saya sudah hilangkan memori itu, eh sekarang harus dirasakan lagi biar bisa berakting," kata Dewi yang pernah menikah dengan aktor Surya Saputra dan penyanyi Glenn Fredly.

Kini Dewj telah hidup bahagia bersama suaminya, Agus Rahman yang menikahinya pada 11 Desember 2011. Karena itulah Dewi tak mau lagi mengingat masa lalunya. Namun karena memerankan tokoh Hannah, Dewi jadi ingat kembali pengalaman pahitnya yang harus merasakan dua kali perceraian. "Ya boleh dibilang apa yang dialami Hannah sebelas duabelas deh sama saya, hahaha," tandasnya.

Sinetron Catatan Hati Seorang Istri adalah adaptasi dari buku karya penulis Asma Nadia dengan judul yang sama. Buku ini terhitung best seller.

Dewi sendiri sempat membaca buku ini. "Saya sempat baca selintas karena waktu itu lagi mau syuting sinetron ini. Tetapi saya tahu, ini buku sangat bagus, best seller". Sebagai aktris profesional, perempuan kelahiran Rio De Janeiro, Brasil, 3 April 1980 ini punya cara tersendiri untuk mengatasi kesiilitannya memerankan karakter Hannah. "Cara saya mengatasi kesulitan ya harus banyak diskusi, banyak ngobrol sama sutradara dan lawan mainku, dan pahami isi skenario," kata Dewi.

Nyaman dengan Lawan Main

Dewi Sandra harus membangun chemistry dengan lawan mainnya, Ashraf Sinclair yang dalam cerita berperan sebagai suaminya, Bram. Setiap sebelum take, Dewi selalu berdiskusi dengan Ashraf dan Maruli Ara, sutradara Catatan Hati Seorang Istri. "Saya dan Ashraf selalu berdiskusi supaya adegan yang kami lakukan bagus. Alhamdulillah Bang Maruli Ara memberi kebebasan kepada kami untuk mengeksplorasi akting tanpa harus menyimpang dari alur yang ditetapkan naskah atau skenario. Yang penting harus bisa memberikan roh pada karakter yang kami perankan," kata Dewi.

Meskipun baru pertama kali beradu akting dengan Ashraf, Dewi merasa sudah sangat nyaman. "Ini pertama kali saya main sama Ashraf. Baru ketemu dan berkenalan saat syuting sinetron ini juga. Awalnya saya kenal lebih dulu dengan istrinya, Bunga Citra Lestari," ungkapnya. Kini Dewi dan Ashraf sudah sangat akrab. Tak heran mereka pun tidak canggung lagi ketika harus beradu akting. "Sekarang saya dan Ashraf jadi sangat terbuka. Kami pun sering berdiskusi tentang banyak hal, seperti buku-buku yang suka dibaca. Kalau lagi break syuting kami sering kali mengobrol, apakah itu tentang politik, kehidupan, dan dunia. Akhimya dengan begitu, sadar tidak sadar kami menjadi nyaman saat take. Sudah kayak teman aja, enggak canggung lagi." kata Dewi.

Selektif Memilih Peran

Dewi sangat menikmati pekerjaannya sebagai seorang entertainer, salah satunya adalah harus berakting di depan kamera. "Akting itu menyenangkan karena kita bisa menghilang dalam sebuah karakter. Kita bisa melupakan sejenak siapa diri kita dan berandai-andai untuk menjadi orang lain. Wah, ternyata ada ya orang yang punya kasus seperti ini. Jadi ada hal-hal positif yang bisa dipetik," kata Dewi.

Meskipun menyukai akting, Dewi sangat selektif dalam memilih tawaran peran yang datang kepadanya. "Semua tawaran yang datang ke saya, intinya saya harus klik dulu. Saya harus yakin saya bisa memerankannya. Asal saya mau belajar untuk menjadi tokoh ini dan memberi jiwa, ya semua bisa dijalani, peran apapun," kata perempuan berdarah Inggris-Betawi ini.

Untuk menerima tawaran peran dalam sebuah film maupun sinetron, Dewi harus memutuskannya dengan berbagai pertimbangan. "Saya sangat selektif memilih tawaran peran dalam sinetron atau film yang datang kepada saya, mulai dari sama siapa saya bekerja, perannya seperti apa? Atau ceritanya seperti apa? Pesan apa yang ingin disampaikan? Saya juga baca dulu naskahnya, kalau bagus dan cocok saya mau terima," kata Dewi.

Dewi mengaku sangat menikmati karakter Hannah yang diperankannya di sinetron Catatan Hati Seorang Istri. Belum lagi didukung alur cerita yang menarik. la berharap sinetron ini bisa disukai para pemirsa di rumah dan menginspirasi banyak orang. "Saya senang kalau suatu ketika orang ketemu saya mereka setidaknya ingat pada karakter Hannah dan harapan saya semoga sinetron ini juga bisa membekas di hati penonton. Intinya saya dan semua yang terlibat di sinetron ini fokus menghasilkan karya terbaik. Apapun hasilnya urusan nanti, semua kuasa Allah SWT." kata Dewi.

 

(Cek & Ricek, Edisi 828, 9-15 Juli 2014)