Irish Bella : Guruku Cantik dari Kutoarjo

IRISH mengawali karier dari sebuah agency yang terletak cli Bandung. Film perdananya Heart 2 Heart berhasil membawa Irish sebagai peran utama. la pun bermain di Sinetron perdan­anya Dimana Melani ?. Itu dilakoni Irish Bella sejak tahun 2010. Lewat beberapa judul film layar lebar dan televisi, anak sulung dari pasangan Johan de Beule (Belgia) dan Susanti Arifin (Bandung), terus membuktikan kemampuannya.

Perannya sebagai Shinta di sinetron strippingnya Jakarta Love Story produksi SinemArt Production, telah melambungkan namanya. Gadis yang punya nama lengkap Yris jetty Dirk de Beule mampu mengimbangi bintang-bintang besar lainnya seperti Rezky Aditya, Rionaldo Stokhorst, Christian Sugiono, Mischa Chandrawinata, Michella Putri, Kenang Mirdad, Mona Ratuliu, Roy Marten dan Eeng Saptahadi, yang sama-sama bermain di sinetron garapan sutradara Vemmy Sagita.

"Saya bisa seperti itu, karena mereka memberi support. Dan aku sangat berterima kasih, karena ini sangat membantu peranku sebagai Shinta. Selain juga sutradara Mba Vemmy memberi arahan-arahan," kata Irish.

Sebagai Shinta di sinetron seri Jakarta Love Story ini, Iris berperan sebagai seorang guru yang berasal dari Kutoarjo, yang mengajar di satu sekolah di Jakarta. Shinta terlibat cinta segitiga dengan seseorang yang tergila-gila kepadanya. Sementara itu Shinta sudah punya calon suami. Apakah Irish menemukan hal yang berbeda di sinetron terba-runya ini ?. "Nggak ah ! Karena di sini masih protagonist, masih yang keibuan, orang yang sederhana, sama sih dengan peran-peran aku sebelumnya di sinetron Anak-Anak Manusia dan Berkah. jadi bukan tantangan lagi buat aku," urai gadis yang masih beraksen Eropa dalam bicara. Anda nggak bangga dengan peran yang dimainkan ? "Bukan begitu. Ini adalah zona kenyamanan aku. Sudah biasa dengan peran sep­erti ini. Aku pengen sih sekali sekali ditantang. Untuk melakukan peran yang.....berisik, mau seenaknya sendiri. Kira-kira.....rada reseh, gitu.

Sutradara merasa aku cocok dengan peran itu. Ternyata ada perubahan, peran tersebut ditukar untuk pemain lain. Nggak apa, aku tetap enjoy," tukasnya. Persiapannya gimana ? Mungkin agak berbeda dengan sinetron lain ?

Ngumpul Sama Orang Jawa

"Enggak juga. Persiapannya ngak terlalu heboh. Mungkin dialek Jawa itu yang beda. 'gak terlalu kentel sih, boleh dibilang gak mesti Jawa banget. Tapi aku pelajari juga. Walau belajarnya hanya ngumpul-ngumpul sama orang berasal dari Jawa. Sekarang sih udah lancar. Kalau kita mainkan peran kan lama-la­ma makin mendalami, jadi sudah gak ada masalah. Sesusah apapun, semenderita apapun, enjoy selalu ... lah," papar Irish yang percaya perannya sebagai orang reseh suatu saat akan didapatnya. "Umur aku 'kan masih 18 tahun. Masih panjang perjalanannya. Insya Allah aku yakin, bukan saja peran reseh yang aku dapat, tapi juga peran-peran lainnya. Aku yakin itu," pungkasnya.

Kemungkinan itu memang ada. Karena kedua orangtua Irish sangat memberi sup­port terhadap karier yang tengah dilakoni anaknya. "Supportnya penuh. Dulu kan aku tinggal di Bandung. Ketika aku putuskan untuk jadi artis, maka semua keluargaku pindah ke Jakarta. Mereka korbankan kehidupan yang di Bandung, untuk pindah kesini ka­rena aku. Apapun keputusan aku saat ini pasti mereka support banget," ungkap Irish yang terpaksa menunda keinginannya untuk kuliah. Tapi keinginan itu tetap ada, apalagi kedua orangtuanya menginginkan Irish juga ingat akan pendidikan.  "Mama mempercayainya   pada aku. Dia tahu, dia sarankan apa yang aku suka, dia juga ngak memaksa. Aku masih labil. Jadi psycholog,... aku suka tapi i don't know. Sementara itu waktu yang ada, ditujukan ke sinetron," yang berharap dari perjuangannya di dunia acting itu, suatu saat akan mendapat penghargaan.

"Pengen juga sekali waktu dapat penghargaan. Bahwa apa yang aku lakukan ini dinyatakan   ... bagus. Selama ini, belum ada penghargaan dari ajang festival  maupun yang sejenisnya," ungkap gadis kelahiran Cirebon, 23 April 1996 kepada Muntaco Fado dari Tabloid BintangFilm, di Persari tempat lokasi syuting sinetron Jakarta Love Sto­ry.  

 

(Bintang Film, Edisi 39, Januari 2015)