Ranty Maria : Gadis penakut di antara para harimau

RANTY Maria, gadis berdarah Korea - Manado ini, mulai dikenal setelah membintangi sinetron Menanti Keajaiban Cinta produksi SinemArt, bersama Chelsea Olivia dan Glenn Alinskie. Sebelumnya pada usia 7 tahun pernah main dalam sinetron My Heart (the series). "Setelah itu aku vakum," ujar gadis kelahiran 26 April 1999, saat ditemui bintang film di lokasi syuting 7 Manusia Harimau, dibilangan Cibubur.

Di 7 Manusia Harimau itu, Ranty berperan sebagai Ratna. Murid SMA yang soleha, suka ke mesjid, pintar, tapi penakut dan tidak punya ilmu apa-apa. Mungkin dengan perangainya yang kalm, sehingga Ranty dalam memeran-kan Ratna tidak pernah teriak-teriak seperti peran lain. Dan juga tidak terlibat dalam adegan action dan fighting.

Meski begitu gadis dari pasangan Lee Ki Young (Korea) dan Joanita Kariso (Manado), adalah seorang penggemar olahraga asal Thailand, Muay Thai.

"Seperti Thai-Boxing, sebenernya aku ikut Muay Thai karena aku mau kurusin badan. Orang bilang un-tuk dunia nyata, badan segini udah bagus, udah profesional, tapi jika dilihat di camera jatuhnya sedikit lebih besar. Karena itu aku mau lebih kurus lagi. Jadi, kegiatan ini sebenernya untuk kepentingan shooting," jelas Rasty, yang juga penggemar olahraga basket. Tapi kare­na kesibukan syuting - terkadang dari dari pagi sampai malam hari - sehingga pengaturan waktu untuk basket jadi agak susah.

Olahraga Muay Thai, 'kan keras. Nggak takut cedera ? "Enggak sih, Muay Thai itu seru. Hitung-hitung belajar bela diri dengan boxing. Pake kaki, pake tangan juga seperti Thai-Boxing," tukas Ranty, yang kini merasa cukup puas karena beberapa keinginannya - seperti punya mobil - kini sudah kesampaian.

"Dulu, awalnya mama ngajak aku main film. Tapi begitu di casting, aku malah diajak main sinetron. Tahu nggak, waktu mau ikut casting dari rumah aku datangnya naik angkot, naik bus way, ke kantor Production House. Begitu juga saat syuting, aku dijemput oleh unit produksi. Sekarang......Puji Tuhan aku sudah pu­nya kendaraan sendiri," tutur Ranty, yang ingat betul penerjunannya ke dunia sinetron karena Mama-nya ingin Ranty tampil di layar kaca.

"Waktu itu kan aku ... ya namanya anak kecil.....kalo gak mau ya ngak apa-apa, kalo mau.....mari ikut Mama. Bukan cuma Mama, kepingin aku bisa muncul di layar kaca, begitu juga Oma aku, Opa aku pengen lihat di TV.... Ayo dong Ranty. Begitulah. Mereka kini bangga melihat aku sering tampil di layar televisi," ungkap Ranty, yang fokus cuma acting. "Seni yang lain aku nggak bisa."

Apakah kamu nyaman   dapat peran ..... orang yang lemah ? "Aku sudah nyaman dapat peran yang pake.....nangis, maupun yang melankolis, Watak aku sebenernya sama, dengan peran yang aku dapat. Lembut, biasa aja, enggak suka marah marah. Tapi sekali marah ya marahnya marah banget. Cuek, Makanya aku mau coba dapet peran yang beda dengan watak aku. Peran antagonis gitu,".

Cita cita ? "Aku mau jadi duta besar. Aku penasaran, yang ini jangkauannya kan luas. Aku tanya juga sama om aku, om kira kira aku ini bagusnya jadi apa. 0, kamu jadi arsitek, karena ... begin, begini ... aku dengerin. Jadi dokter, ok. Atau coba kamu jadi duta besar, kamu kerja dinegeri orang, Kamu jadi diplomat, kamu bantu negara. Aku dengernya ... jadi tertarik, Aku kepengen jadi duta besar di Perancis, kenapa, karena Paris .... kota impian. Kebetulan belum pernah ke sana. Sebelum ke Paris sebenarnya mau ke Israel bersama keluarga," tutur Ranty, yang banyak mengoleksi boneka.

"Aku suka boneka yang bentuknya binatang. Yang lucu kayak kodok, apa bebek, itu banyak. Beli. Dikasih temen, juga ada, karena dia tahu aku suka boneka. Tapi beli, lebih sering," papar Ranty, yang mengaku masih belum mau punya pacar. "Masih kecil. He..he.."

 

(Bintang Film, Edisi 41, Maret 2015)