Dante Valreand : Tambah Pintar setelah Bermain di Aku Anak Indonesia

Selain Ani dan Arif, ada Ito, yang tak kalah pemberani menghadapi masalah sosial di sekitar. Ito bahkan dinilai supercerdas dan pintar dalam mengatasi masalah ketimbang kedua sahabatnya. Memerankan karakter Ito sejak awal di sinetron Aku Anak Indonesia, Dante mengaku banyak perbedaan yang dirasakan dalam hidupnya. Apa saja itu?

Meski masih dalam suasana pasca Lebaran, sinetron Aku Anak Indonesia, tetap menyajikan petualangan dan kisah tiga sahabat satu sekolah menengah atas, Ani, Arif, dan Ito. Sempat break tak tayang di RCTI, dan sejak Senin (27/7), sinetron kembali hadir dengan bumbu-bumbu misteri dan teka-teki memecahkan masalah semakin terasa di season kedua.

Dan kali ini, ketiganya menghadapi problematika kehidupan sosial masyarakat Indonesia di luar lingkungan sekolahnya. Ani, Arif, dan Ito, berjibaku menyelami masalah yang mereka hadapi. Namun, meski ketiganya sama-sama berjuang, peran Ito, dinilai sedikit berbeda ketimbang dua sahabatnya.

"Dalam cerita kali ini Ito digambarkan supercerdas dan pintar. Dia bisa berpikir realistis dan pahit-pahit dulu sebelum mengambil keputusan. Kalau Ani dan Arif, masih berpikir enak dulu sebelum pahitnya," ucap Dante Varleand, pemeran Ito, saat dijumpai di Jakarta, pekan lalu.

Tak mudah bagi Dante memerankan karakter Ito. Ia mengaku tertantang dengan tokoh yang dimainkan. Pasalnya, ini adalah sinetron stripping perdana. "Waktu saya mendapatkan tawaran sinetron ini dari SinemArt Productions, saya merasa judulnya unik. Awalnya saya bukan dikasting menjadi Ito, tetapi peran lain yang menghidupkan suasana cerita. Kemudian berubah. Pertimbangan sutradara, karena intonasi bicara saya lebih cocok dengan karakter Ito," jelasnya.

Cepat Menghafal

Setelah peran sebagai Ito dipercayakan pada Dante, urusan tak selesai sampai di situ. Ia harus dituntut menghafalkan naskah skenario sebanyak minimal tujuh lembar per scene.

"Ketimbang pemain lain, Giorgino dan Dinda, saya kebagian paling banyak hafal dialog, hehehe. Untung saya tipe yang bisa cepat menghafal," sambungnya.

Begitu pula dengan penggunaan dialog, yang menurutnya sangat baku "Tapi tantangan terbesarnya, harus cinta Indonesia dulu, baru memerankan tokoh ini. Saya mulai bisa memerankan dan menghayati ketika masuk episode tiga. Ini karakter paling sulit di antara peran yang selama ini saya bawakan. Sekaligus bangga," tambahnya.

Wajah Dante mulai tampil di sinetron akhir 2009. Ketika itu ia masih duduk di bangku kuliah semester dua. Dia lebih banyak memerankan karakter antagonis. Baru sebagai Ito lah, ia mulai debut membawakan karakter protagonis.

Bakat akting pun tak cukup saat memerankan Ito. Oleh sang sutradara, Subakti IS, ia dipinjamkan sebuah buku tentang seluk-beluk Indonesia untuk mempelajari isi jalan cerita.

"Kebetulan saya suka baca, tapi enggak suka Indonesia. Setelah main di sini, ternyata Indonesia enggak seburuk dari ekspektasi yang kita bayangkan. Saya suka Indonesia karena alamnya," ungkapnya.

Setelah beberapa penayangan, bukannya bosan, Dante justru asyik memerankan tokoh ini dan tampil bersama dua sahabat yang menjadi bintang utama. Lebih dari 70 episode, pengalaman apa yang Dante rasakan? "Lama-lama bahasa baku di dialog terbawa dalam keseharian, ke teman dan keluarga, hahaha. Beberapa kali diejek teman, dibilang 'sok intelektual, jangan samakan dong akting dan kehidupan nyata. Pikiran saya juga mulai kritis. Padahal, sebelumnya saya jarang pakai bahasa Indonesia yang benar," ungkapnya.

Meski mendapatkan celaan dan ejekan, pria kelahiran Jakarta, 20 Maret 1991 ini bangga bermain di sinetron yang syarat nasionalisme tersebut. Dante berharap, tayangan ini bisa dicontoh untuk program lain dan bisa ditonton bagi semua lapisan usia.

"Ini bukan cuma hiburan tapi ada ilmu, karena hampir 75 persen, ceritanya realistis. Saking nyaman dan terharu, saya pernah dibuat menangis oleh Pak Subakti, ketika syuting di Gunung Tangkuban Perahu, saat promo tayang, beberapa bulan lalu. Di tempat itu, chemistry saya, Gio, dan Dinda "terbentuk," katanya.

Namun siapa sangka, kemampuan kritis Ito di sinetron ini sesuai dengan studi pendidikan yang pernah dijalani, yakni mengambil program studi hukum yang dinilai sebagian besar mahasiswa 'berat' di perguruan tinggi swasta di Jakarta Barat.

Setelah di wisuda tahun 2012, Dante mengaku ingin konsentrasi terlebih dahulu di dunia akting. "Tapi cita-cita terbesar saya mau menjadi jaksa atau penulis buku inspiratif. Jujur, hukum di negara kita tumpul ke atas, tajam ke bawah. Saya juga bergabung dengan pengacara-pengacara muda," sahutnya.

 

(Cek & Ricek, Edisi 884, 5-11 Agustus 2015)