Citra Kirana : Tak Bisa Menolak Baper

Nada bicaranya lembut, selembut wajah ayunya yang kalem. Lekat dengan kesan gadis baik-baik idaman para ibu yang sedang mencari menantu. Dialah Citra Kirana, pemeran Rumana dalam sinetron Tukang Buhur Naik Haji yang sudah merajai tayangan televisi selama tahun belakangan.

"Gila ya sudah mau masuk episode 2000! Alhamdulillah pastinya. Siapa yang tidak bersyukur? Tak banyak sinetron bisa seperti ini," ucap wanita yang akrab disapa Ciki ini, tersenyum bahagia disela jeda syuting akhir pekan lalu.

Hari itu ia mendapat callingan -istilah panggilan ke lokasi syuting sinetron- pukul 19.00WIB. Tak ingin terlambat, Ciki yang tinggal di kawasan Cirendeu.Tangerang Selatan, berangkat sore-sore. Tiba di lokasi, pra kru masih hilir mudik, menyiapkan setting untuk adegan keluarga bahagia Rumana dan Robi (diperankan Andi Arsyil).

Seraya menunggu, Ciki duduk di sofa di pojok ruangan sebuah rumah besar di kawasan RaflesHill Cibubur itu.Tak lama seorang make up artist menghampiri, memulas riasan tipis di wajahnya. Membiarkan sang perias beraksi, Ciki menggapai smartphone-nya, berselancar di sosial media, lanjut bercengkerama dengan orang-orang terdekatnya yang sedang beraktivitas di belahan kota yang berbeda.

Beberapa menit berikutnya smartphone-nya berdering. Ciki lantas menyapa lembut sapaan ibundanya yang tengah kembali ke Bandung. Seperti biasa, ia ceritakan aktivitasnya hari itu. Termasuk rencananya mencari sofa keesokan harinya. "Sofa di ruang tengah kan sudah jelek Ma," jelas Ciki. la lantas pamit memulai syutingnya hari itu.

Ciki menghilang sejenak ke ruang ganti. Keluar dari sana ia telah menjelma mejadi Rumana, istri Robi yang alim dalam balutan kemeja panjang warna kuning dengan jilbab putih.

Di episode itu ia harus beradegan mesra dengan Robi. Mulai dari membangunkannya di tempat tidur yang kemudian berhadiah kecupan di pipi, lalu berlanjut dengan menyuapi sang 'suami' di meja makan.

Sebelum para penggemar keduanya heboh dan baper (terbawa perasaan) saat menyaksikan adegan ini, para kru lebih dulu bersorak dan bersiul. Tak pelak keduanya pun bersemu merah mendapat ledekan para kru yang sudah akrab bagai keluarga.

SAAT JENUH MELANDA

Wajar rasanya jika para kru dan pemain sangat dekat layaknya keluarga. Mereka sudah bersama selama hampir empat tahun. Masa yang panjang untuk sebuah judul sinetron. Tak heran pula jika jenuh kerap melanda.

"Empat tahun berada di lokasi syuting yang sama, melakukan hal serupa, ketemu orang-orang yang sama pula setiap harinya, pastilah ada jenuh. Mana lokasinya jauh dan macet pula. Saya tinggal di Cirendeu, jadi menuju Cibubur harus melewati kemacetan-kemacetan yang luar biasa," ungkap wanita kelahiran 23 April 1994 ini memberi jeda.

"Tapi balik lagi ini pekerjaan aku. Dibayar karena ini tugasku. Jadi aku mencoba menikmati setiap momen. Mulai dari menunggu lama dan sebagainya. Cara mengatasinya ya menyibukkan diri sendiri saja. Baca buku, kadang bawa DVD juga. Kalau masih juga jenuh dengan dua hal itu, jalan-jalan di sekitar Cibubur. Sampai-sampai khatam daerah sini kali ya. Mal mana saja, semua sudah didatangi ha..ha..ha," lanjutnya, tergelak.

Ciki berada di lokasi syuting 6 hari dalam seminggu. Bahkan ketika tiada tabungan episode, hari Minggu pun harus ia nikmati di lokasi syuting. Jadi bisa dibilang nyaris tiada hari tanpa Tukang Bubur Naik Haji.

Maka dari itu, Ciki tak dapat mengambil banyak pekerjaan lain. Paling-paling hanya menjadi brand ambassador produk kecantikan dan fesyen yang tak terlalu menguras waktu. Di sela itu, ia harus pula meluangkan waktu menjumpai para fans yang turut membesarkan namanya.

"Bagaimana lagi, karena sinetron ini benar-benar setiap hari. Kalau ada stok kita libur di hari Minggu, kalau nggakada stok ya lanjut terus, nonstop," ujar Ciki sambil mencoba senyum.

Beruntunglah, seiring dengan semakin berpengalamannya para kru dan banyaknya pemain yang terlibat, proses syuting dirasa Ciki cukup sehat. "Jadi aku tidak selalu start pagi pulang malam. Syutingnya sehat banget. Paling mulai pukul 12-an. Atau kalau mulai pagi, siang sudah selesai. Atau bisa juga pulang dulu baru balik lagi di sorenya," ceritanya.

Jika beruntung mendapat libur, Ciki memilih menghabiskannya dengan sahabat dan keluarga. Kadang ke Puncak, atau sekali waktu menjelajah Kepulauan Seribu yang cukup waktu sehari untuk menikmati beberapa pulau indahnya.

"Baru ke Tanjung Lesung dan Pulau Tidung yang sudah ramai banget. Masih banyak pulau lain yang masuk dalam daftar keinginan. Semoga bisa segera terwujud," harap peraih gelar Aktris Terfavorit dalam Panasonic Gobel Awards dan Indonesia Kids Choice Awards 2013 ini.

Selanjutnya, paling tidak setahun sekali Ciki akan meminta libur panjang. Tahun pertama Tukang Bubur Naik Haji misalnya, ia pergi umrah sekalian jalan-jalan bersama keluarga. Tahun kedua ia memilih refreshing ke Eropa, juga dengan keluarga. Sementara tahun ke tiga ia kembali umrah, lagi-lagi bersama keluarga.

"Nah tahun keempat ini aku belum izin panjang," kata putri pasangan Iwan Siregar dan Yanny Christina ini. Pandangannya menerawang, membayangkan tempat-tempat indah yang akan dipilihnya untuk menyegarkan tenaga dan pikiran.

TAK MENYANGKA

Mendapat banyak rezeki dari sinetron, bisa mengunjungi Tanah Suci dan tempat indah lain, serta berinvestasi adalah anugerah yang tak henti disyukuri Ciki. Hal yang dulu tak berani ia bayangkan dan impikan.

Ciki mengenang, awal kariernya dimulai dari ajang Gadis Sampul tahun 2007. Bukan atas inisiatifnya sendiri, melainkan berkat dorongan kakak-kakaknya yang lebih dulu melenggak-lenggok di catwalk Kota Kembang, Bandung.

"Jadi dari kecil aku terbiasa dengan dunia panggung. Dulu aku sering diajak show oleh kakak pertama dan kedua. Mungkin karena adik-adiknya cewek, mereka senang mendadani dan mengikutkan ke lomba-lomba. Di rumah sibuk mikir kostum dan latihan jalan ramai-ramai. Tapi jujur awalnya aku tidak tahu Gadis Sampul atau Gadsam itu apa. Nah dua kakakku mendaftarkan kakak ketiga dan aku. Ternyata aku yang terpilih jadi finalis 20 besar," ceritanya seru.

Sebagai peserta terkecil, usia Ciki saat itu 13 tahun dan tak banyak pengalaman, ia memang tidak menang.Tapi banyak pelajaran dan pengalaman diserapnya

"Selama karantina kami diajari banyak hal, mulai dari table manner, akting, public speaking dan sebagainya. Tanggung jawab juga ditempa," lanjut Ciki.

Sejak itu pintu kariernya terbuka lebar. Ciki dipinang sebuah manajemen artis yang kemudian menjembataninya menerima tawaran iklan, FTV, sinetron dan seterusnya.

"Sampai sekarang aku masih di manajemen yang sama. Alhamdulillah timnya bekerja dengan baik. Mereka selalu memotivasiku untuk menjaga nama baik dan sebagainya. Dari situ aku dapat banyak pekerjaan," syukur pemeran Meisya dalam sinetron Putri Yang Ditukar ini.

Bukan perjalanan mudah tentu saja. Ada masanya ia merasa capek bolak-balik Bandung-Jakarta dengan menumpang kereta atau bus lantaran tak punya mobil.

"Kadang aku mengeluh, capek deh Ma. Karena pulang naik bus malam-malam, sementara besok paginya harus sekolah. Tapi melihat mamaku yang sabar menemani dan menyemangati, aku jadi lebih kuat sampai sekarang," renungnya.

Bahkan Ciki pernah dipanggil kepala sekolah SMP lantaran kerap izin untuk urusan panggung entertainment. "Kepala sekolahnya bilang, kalau mau aktif di non akademis ya keluar dari sini saja. Aku curhat ke mama, gimana ini? Sementara aku dapat tawaran syuting FTV dan sebagainya," kenang Ciki.

SEBUAH SMS MENGHARU BIRU

Suatu kali Ciki pun memutuskan pindah ke Jakarta untuk mengejar karier. Karena masih tergolong artis baru, pendapatannya kala itu belum seberapa. Jadilah ia menumpang di rumah salah satu saudaranya.

'Tapi sedekat-dekatnya saudara kan tidak seenak di rumah sendiri. Jadi suatu saat aku SMS mamaku. Ma ingatya, suatu saat nanti, nggak tahu kapan, Tata, aku dipanggil Tata kalau di rumah, pasti akan belikan mama rumah. Pokoknya SMS-nya mengharu biru dan panjang deh. Mama balesnya juga panjang gitu. Saat sekarang itu terwujud, mama sering membahasnya, beliau cerita ke kakak, papa dan saudara-saudara tentang niatku kala itu. Jadi sedih kalau mengingatnya," kenang Ciki, matanya berkaca-kaca.

Saat itu terwujud, Ciki tiada henti bersyukur. Selanjutnya ia terus mencoba membahagiakan keluarga dengan mengajak umrah, berlibur, serta membantu kebutuhan tertentu. la menimbang, mungkin doa orang tua dan mereka yang kecipratan rezekinya yang membuat karier dan rezekinya terus mengalir.

"Ya kalau ditanya apa rahasia suksesnya, aku bilang tidak punya rahasia. Saat doa pun aku nggak minta bagaimana-bagaimana, hanya bersyukur dengan segala yang kuterima.  Aku cuma minta diingatkan Allah untuk selalu mengingat keluarga. Maka saat ada waktu longgaraku pun selalu bersama keluarga. Jadi mungkin berkat doa mereka juga karierku lancar. Atau mungkin rezeki mama papa harus lewat aku juga," renungnya. Cita-cita Ciki berikutnya mengantar orang tuanya menjalankan ibadah haji.

 

(Wanita Indonesia, Edisi 1372, 19-25 Mei 2016)