Dewi Sandra : Berkorban demi Hana

Tengah berada di puncak popularitas berkat melakoni Hana Sasmita dalam sinetron Catatan Hati Seorang lstri (CHSI), Dewi Sandra (36) awal tahun lalu memutuskan vakum untuk fokus meningkatkan ibadah dan mengurus suami. Satu tahun lebih berlalu, Dewi dua pekan terakhir muncul kembali dilayar kaca masih dengan lakon Hana Sasmita di Catatan Hati Seorang Istri 2 (CHSI2). Kembalinya pelantun soundtrack "Air Mata Surga" ini sekaligus mematahkan rumor yang beredar akhir tahun lalu, bahwa Dewi tidak akan kembali ke CHSI2 dan perannya digantikan peran baru bernama Najwa yang dimainkan Pipik Dian Irawati, istri almarhum Ustadz Jefri Al Buchori. Demi peran Hana, Dewi banyak berkorban. Tidak hanya bekerja keras untuk mendalami karakter Hana dan waktu kebersamaan dengan sang suami, Agus Rahman, yang berkurang, ia bahkan rela mengubah penampilannya. Termasuk ketika bintang film Haji Backpecker dan Air Mata Surga ini harus menurunkan berat badan 5 kg hanya dalam 7 hari.

11 kali revisi

Usai disibukkan jadwal syuting yang begitu padat di CHSI—tayang di RCTI 9 Juni-29 Desember 2014 sebanyak 274 episode, Dewi membuat keputusan mengejutkan. Pendukung sinetron Lupus dan Nada Cinta ini ingin istirahat. la merasa plong telah mengakhiri CHSI dengan indah.

"Ya, saya memang melakukannya (vakum dari dunia akting). Selama vakum, saya menyibukkan diri dengan kegiatan-kegiatan yang tertunda secara pribadi. Seperti traveling, mengurus keluarga, mendalami ilmu agama, dan perjalanan-perjalanan lain yang aku harus aku alami dan lewati," buka Dewi ditemui Bintang di lokasi syuting CHSI2 di kawasan Tanjung Barat, Jakarta Selatan, sembari menambahkan, tidak menyesali keputusannya.

Saat menikmati hidup, pertengahan tahun lalu ia bertemu lagi dengan sutradara CHSI, Maruli Ara. Kepada Dewi, Maruli mengutarakan, akan memulai syuting CHSI2 dan meminta Dewi terlibat lagi. "Dewi, main lagi, ya?" ajak Maruli. "Hah, main lagi? Bukannya sudah ada pemain lain, ya? Soalnya setahuku CHSI akan dilanjutkan tapi dengan pemain-pemain lain. Dan, aku oke saja," Dewi mengonfirmasi kepada Maruli. "Enggak, tetap harus Hana," Maruli meyakinkan Dewi. "Hana bagaimana? Ceritanya, kan sudah kelar!" kata Dewi bingung. "Enggak, belum kelar," tegas Maruli.

Di akhir episode ke-274, Hana diceritakan kembali menjanda setelah Wisnu (Teuku Ryan) meninggal dunia. Usai berziarah ke makam Wisnu, Hana menyusul Bram (Ashraf Sinclair), yang akan terbang ke Malaysia setelah mendapat promosi, ke bandara. Kepada Bram, Hana menegaskan, ia datang bukan untuk memberi harapan atau menambah beban bagi mantan suaminya. Hana hanya ingin meneruskan hidup tanpa dendam atau sakit hati serta memberikan semangat bagi Bram. Bram menganggap segala yang terjadi antara dirinya dan Hana adalah pelajaran hidup yang berharga. "lya, sih sebenamya menggantung ceritanya, setelah suami Hana meninggal," aku Dewi.

Ajakan Maruli tidak langsung diterima Dewi. Baru setelah hampir 1 tahun berlalu dan 11 kali revisi skenario, Dewi tanpa ragu lagi mengiakan. "Aku sangat pemilih. Setelah baca revisi ke-11, ceritanya benar-benar mengena. Banyak pesan moral yang aku sendiri bisa pelajari. Dalam banget pesannya kalau dikaji dengan baik. Ini bukan sekadar hiburan, bukan sekadar drama religi percintaan. Cerita CHSI2 sublevelnya jauh lebih dalam dan lebih meaningful, juga sangat dekat dengan keseharian dan kehidupan manusia," Dewi menjelaskan.

Tidak lama berselang, Dewi dipertemukan dengan Ashraf, Maruli, dan penulis novel CHSI, Asma Nadia. "Kami brainstorming lagi. Aku tanya, (sinetron) ini tujuannya apa? Nawaitu-nya (niatnya— red.)apa? Apa sekadar untuk mengejar rating atau mencari sensasi lagi? Sejak awal kami hanya ingin memberikan alternatif tontonan yang positif, tontonan yang baik, tontonan yang bisa memberikan pelajaran-pelajaran hidup supaya bisa dikaji bersama-sama. Makanya ini enggak cuma sekadar sinetron," beri tahu Dewi.

CHSI2 akan lebih menonjolkan kisah pertobatan Bram dan proses Hana menerima Bram kembali dalam kehidupannya. "Orang berpikir Hana dan Bram enggak mungkin berjodoh lagi. Enggak mungkin mereka kembali. Nah, cerita sesungguhnya di buku Asma Nadia, Hana dan Bram itu akan kembali lagi. Mereka akan bersatu. Mereka soulmate. Tidak akan terpisahkan apa pun yang terjadi meski Bram telah melakukan banyak kesalahan. Tidak hanya memaafkan Mas Bram tapi (Hana) juga memaafkan dirinya," Dewi membocorkan.

Susut 5 kg dalam 7hari

Kesungguhan Dewi mendalami peran Hana di CHSI2 dibuktikan dengan mengubah penampilannya. Dewi menurunkan berat badan 5 kg hanya dalam 7 hari! Tubuh Dewi yang berisi sekarang terlihat kurus, menyesuaikan dengan perannya sebagai wanita yang dihadapkan dengan berbagai persoalan hidup.

"Bang Maruli Ara minta aku menurunkan berat badan 5 kg. Aku kaget. Padahal, cerita CHSI2 ini, kan berlangsung lima tahun setelah yang pertama (sehingga seharusnya tidak masalah bila berat badannya naik sedikit—red.) Katanya, enggak ada urusan. Katanya, aku harus menjaga badanku. Gila, nih sutradara sadis, pikir aku," Dewi mengungkapkan. Menurunkan berat badan itu tidak mudah bagi Dewi.

"Aku suka ngemil makanan yang manis-manis kayak es krim dan cokelat. Setelah dipikir, apa yang diminta Bang Maruli, agar aku menjaga badan, ada benarnya. Dari segi agama pun, Rasul mengajarkan kita untuk tidak terlalu berlebihan dalam kenikmatan-kenikmatan. Makanya ada puasa Senin dan Kamis, makan secukupnya—berhenti sebelum kenyang. Lihat saja Bang Maruli, di umur 50-an terlihat sehat banget," kata Dewi.

Dewi akhimya menjalani program diet GM (General Motors). Tidak hanya melangsingkan, diet ini menurut Dewi juga membunuh rasa lapar. "Diet GM ini sekarang lagi happening. Di media sosial lagi ramai dibicarakan dan banyak yang berhasil melakukannya," beri tahu Dewi. Ini program diet selama 7 hari penuh dengan jenis makanan yang berbeda setiap harinya. Program diet bersifat detoksifikasi ini digagas perusahaan otomotif temama, General Motors, Inc. untuk karyawan mereka.

"Aku diet GM selama 7 hari. Hari pertama cuma makan buah sepuasnya, kecuali pisang. Hari kedua, hanya makan sayur-sayuran sepuasnya. Hari ketiga, makan buah dan sayur sepuasnya. Hari keempat, konsumsi pisang yang agak besar sebanyak 8 buah serta 3 gelas susu. Enggak boleh mengonsumsi jenis makanan lain. Hari kelima, konsumsi daging sapi 500 gram dibagi dua, untuk makan siang dan malam. Dagingnya bisa dibakar, bisa juga direbus. Hari keenam, makan daging sapi dan sayur-sayuran sepuasnya. Hari ketujuh, makan beras merah saja," beber Dewi.

Alhasil, berat badan Dewi susut hingga 5 kg dalam 7 hari. Pelantun "Kapan Lagi Bilang I Love You" tidak menyangka, dengan diet ini beratnya bisa turun begitu cepat. "Hari pertama dan kedua saja sudah turun 2 kg. Hari ketiga sampai ketujuh masing-masing turun 1/2 kg," jelas Dewi. "Hari ini (Rabu, 18 Mei) sudah selesai dietnya," sebutnya. la pun langsung menyantap es krim. "Enaaak bangeeet. Soalnya, selama 7 hari kemarin aku harus menahan godaan dari es krim dan cokelat, he he he," ceritanya.

Diet GM menurut Dewi cukup dilakukan sekali sebulan. "Setiap bulan akan aku jalani diet ini. Aku enggak tersiksa menjalaninya. Kembali lagi ke niat awal, untuk kesehatan sendiri, untuk kebaikan sendiri, dan juga melatih untuk tidak mengikuti hawa nafsu," ucap Dewi.

Belajar akting lagi

Tayang perdana di slot prime time RCTI pada 16 Mei lalu, sinetron produksi Sinemart ini cukup menjanjikan dari perolehan rating. Berdasarkan data kepemirsaan AGB Nielsen, episode pertama CHSI2 berhasil menempati peringkat ke-2 dengan rating 4,6 dan share 20,7 persen. Di posisi pertama AnakJalanan (AJ) masih perkasa di posisi pertama dengan rating 8,6 dan share 37,7 persen.

"Alhamdulillah mendapat respons bagus. Cuma kembali lagi, di sini kami bukan mengejar popularitas atau ekspektasi lebih. Kami hanya ingin menyajikan kualitas yang baik. Kami mau menaikkan kelas penonton," Dewi bersyukur. Kehadiran tokoh-tokoh baru seperti Bella (Dinda Kanya Dewi), Faisal (Dude Harlino), dan Irfan (Rionaldo Stockhorst) tampaknya membuat konflik CHSI2 kian gereget dan mengaduk emosi penonton. Terlebih Bella.

Dinda, seperti saat berperan sebagai Mischa di sinetron Cinta Fitri beberapa tahun lalu, bikin penonton senewen. Dewi mengakui Dinda sebagai pemain watak. Tidak perlu dialog, cukup memainkan mimik wajah dan gestur.

"Kalau enggak salah Sinemart menunggu beberapa tahun untuk memberinya satu peran. Dia dihibernasikan dulu. Nah, begitu CHSI2, Dinda main," bocor Dewi. la tahu reputasi Dinda di Cinta Fitri. "Dia, kan paling galak. Satu Indonesia juga tahu dia yang paling sadis di Cinta Fitri. Begitu lihat dia akting, aku langsung bengong. Dalam hati aku berkata, 'Habis, nih gue. Mati, nih gue main bareng dia.' Nyotot, judes, galak. Cuma kalau sudah dekat, sama kayak Cut Meyriska, lucu banget. Alhamdulillah chemistry di depan dan di belakang kamera baik banget," ungkap Dewi.

Tidak hanya dibuat terpana akting Dinda, Dewi juga angkat topi dengan pemain-pemain baru di CHSI2. "Main dengan Rio, oh my gosh. Semua pemain di sini kelas pemain dalam banget. Aku merasa kayak belajar akting lagi," Dewi mengakui.

Tantangan Dewi tidak hanya berhadapan dengan pemain-pemain baru. la harus mendalami karakter Hana yang digambarkan jauh berbeda dengan Hana di CHSI. "Tentunya setelah lima tahun berlalu dia sudah tambah dewasa, tambah bijak, dan tambah tahu tujuan hidupnya. Masalahnya ada di sekelilingnya, yang bikin hidup dia kacau banget. Terus terang jauh lebih berat sekarang ceritanya. Insya Allah aku bisa mengeluarkan kemampuan akting terbaikku," Dewi berharap penonton menerima perubahan karakter Hana.

Suatu kali ia berkeluh kesah kepada sang suami. "Pulang ke rumah, aku langsung ngomong kepadanya, 'Yah, kenapa aku bilang iya untuk main ini, ya?' Dia tertawa-tawa saja. Yang jelas dia mendukung yang aku lakukan, karena dia tahu keluarga besar CHSI seperti apa. Dia kenal pemain-pemainnya. Kenal Bang Maruli. Setiap memilih judul atau peran, pastinya kami berdiskusi dengan dalam," beri tahu Dewi, yang terus berusaha untuk mendapatkan momongan dengan cara alami. "Buatku, ini tantangan supaya naik kelas dan harus naik kelas." Dewi optimistis CHSI2 akan mengulangi kesuksesan CHSI.

 

(BINTANG INDONESIA, Edisi 1301, V Mei 2016)