Giorgino Abraham

"Rating dan share tinggi adalah pertanda pemirsa menyambuthangat Anugrah Ginta. Saya bersyukur. Kalau saya disebut artis jaminan rating, jujur ini bukan keberhasilan saya semata. Saya ingin katakan bahwa Anugerah Ginta tidak akan mengubah karakter saya menjadi orang lain. Saya tetap Giorgino Abraham yang dulu."

MENOLEH KE BELAKANG

Pernyataan itu disampaikan Giorgino Abraham (21) beberapa menit sebelum naik panggung Panasonic Gobel Awards ke-19 di Djakarta Theatre XXI, pekan lalu. Pada hari itu, Gino (begitu ia disapa-red) menyelesaikan syuting sinetron Anugerah Cinta lebih cepat dari biasanya. Sementara lawan mainnya, Irish Bella masih berada di lokasi syuting.

la menilai kesuksesan Anugerah Cinta bukan karena faktor pemain belaka. Olahan naskah yang menyuguhkan alur menarik setiap hari memegang peran penting. Karena alur itu, penonton memilih setia pada Anugerah Cinta. Tidak beranjak ke stasiun televisi lain. "Keberhasilan ini kerja tim. Semua pemain dan kru memberi upaya yang tidak kalah besar," Gino menukas.

Gino tak merasa di atas. Ketika banyak orang melihatnya tengah berada di atas, bintang film Tendangan Dari Langit malah menoleh ke belakang. la melihat lika-liku perjalanan kariemya yang panjang dan tidak mudah. la teringat momen ketika mengikuti audisi Tendangan Dari Langit.

Ibunda Gino, Febbe Anggraeni, menawarinya ikut kasting namun Gino menolak. Minat Gino mekar ketika ia tahu Tendangan Dari Langit mengisahkan remaja yang bercita-cita menjadi pemain sepak bola. Sebagai penggila sepak bola, Gino tertarik ikut kasting di Pondok Indah, Jakarta, la lolos ke putaran 20 besar. Sayang, yang terpilih untuk memerankan karakter utama Wahyu, Yosie Kristanto.

Ada hikmah di balik kekalahan itu. Sineas peraih dua Piala Citra Hanung Bramantyo melirik bakatnya. Gino ditawari peran antagonis, Hendro. Yang terjadi kemudian, perjalanan karier dengan rute terus menanjak. Produser lini Sinemart, Lili Wong, menawarinya syuting sinetron Karunia.

"Saya ingat sekali Bu Lili mengatakan: Di sinetron ini kamu akan jadi pemain sepak bola. Gara-gara sepak bola, saya menerima tawaran peran itu. Di lokasi syuting, saya ditanya nama, diberi skenario, diminta ganti baju, dirias, dan langsung berakting. Karakternya jadi siapa, memainkan adegan apa, baru saya ketahui di lokasi. Seorang kru bilang: Kalau main sinetron, harus kerja cepat," akunya.

MELIHAT KE DEPAN

Lokasi syuting sinetron menguji kecepatan Gino dalam bekerja. la belajar cepat menyerap naskah, mengubah sudut pandang sekaligus memahami plot cerita yang sewaktu-waktu berubah. Di lokasi syuting pula, ia berkenalan dengan rating dan share.

Aura kebintangan membuat Gino terus mendapat kepercayaan membintangi banyak sinetron harian. Setelah Karunia, ia menghadapi Nikita Willy di sinetron Kutunggu Kau Di Pasar Minggu, Magic, Surat Kecil Untuk Tuhan The Series, Fortune Cookies, Aku Anak Indonesia, Rajawali, Anak Jalanan, dan kini Anugerah Cinta. Penggemar Christiano Ronaldo ini menyimpulkan, seni peran panggilan nurani. Gino mendengar dan menindaklanjuti panggilan itu.

"Padahal saya suka olahraga. Perja­lanan hidup membuat saya berproses sampai di fase ini," Gino menukas seraya menambahkan, perjalanan itu dimulai tahun 2011. "Papa saya dan ayahnya Randy Pangalila berteman sejak SMP. Semester pertama 2011, ayah Randy berniat mengenalkan saya pada manajemen artis. Saat itu, saya menjawab: Saya enggak tertarik terjun ke dunia akting, Om. la kemudian mengajak saya untuk mencoba dulu."

Dari keberanian mencoba hal baru (seni peran) itulah, Gino melihat masa depan. Hidupnya berubah. la kemudian mengirim sejumlah foto kepada Bintang. Koleksi foto Gino memperlihatkan perubahan Gino dari anak rumahan menjadi salah satu aktor sinetron papan atas.

 

(BINTANG INDONESIA, Edisi 1321, IV Oktober 2016)