Tukang Bubur Naik Haji : Karakter Haji Muhidin yang Antagonis pun disukai

Ketika tulisan ini terbit, sinetron Tukang Bubur Naik Haji telah mencapai episode 900 lebih. Mengalahkan Putri yang Ditukar (676 ode) sekaligus menjadikannya sinetron dengan episode terbanyak ke dua setelah Cinta Fitri dengan 2 episode yang tayang selama 7 musim. Keunikan sinetron ini adalah karakter utamanya sudah tidak ada lagi. Haji Sulam, sang tukang bubur yang naik haji, sudah tidak nampak sejak Mat Solar undur diri sekitar awal tahun 2013. Lantas bagaimana bisa sinetron ini bertahan tanpa tokoh utamanya?

Kuncinya ada pada karakter yang sangat beragam. Karakter yang variatif ini membuat cerita tetap bergulir dengan dimanis. Salah satu karakter yang menarik perhatian adalah Haji Muhidin. Antara kesal dan gemas melihat gaya akting aktor berusia lanjut Latief Sitepu memerankan Haji Muhidin yang suka pamer, pamrih, dan dengki, tapi gayanya ceplas-ceplos dan kocak sehingga mengundang tawa. Latief pernah menuturkan kepada Bintang, bahwa dia pun merasa heran dengan antusiasme pemirsa terhadap karakter yang diperankannya. "Orang yang seperti Muhidin itu banyak di masyarakat kita. Yang membuat saya bingung, kok malah disukai masyarakat. Saya pernah diundang ke Batam untuk menghibur warga Malaysia dan Singapura. Sambutannya luar biasa, saya sudah seperti idola saja. Padahal saya sudah kakek-kakek," ungkap Latief yang berusia 71 tahun.

Dari perolehan rating, Tukang Bubur Naik Haji memang tidak selalu mendominasi. Naik-turun seiring munculnya tayangan-tayangan baru di stasiun televisi pesaing Tapi, dari segi kekuatan sebagai tayangan drama, terlihat jelas bahwa sinetron yang menampilkan Citra Kirana dan Andi Arsyil menjadi paling unggul -- sementara belasan drama lainnya datang dan pergi --dan nampaknya masih akan berumur panjang di RCTI Siap mengalahkan rekor Cinta Fitri?

 

(BINTANG INDONESIA, Edisi 1169, I November 2013)