Citra Kirana : Impian Yang Terwujud

Siapa yang tidak kenal Ustazah Rumana, gadis molek yang guru mengaji dalam Sinetron Tukang Bubur Naik Haji (TBNH).

"TBNH ini sudah seperti keluarga kedua aku, ada figur ibu, ayah, kakak, bahkan suami, walaupun aku belum punya suami, he he he.... Mereka banyak mem bantu. Kalau ada yang aku rtggak ngerti, mereka mau menjelaskan. Jadi aku seperti belajar agama, tapi bukan secara formal, melainkan otodidak di ranah akting," ungkapnya.

Gadis yang biasa disapa Ciki ini merasa tidak lagidibenci ibu-ibu. "Sebelum memerankan Rumana, kalau lagi jalan-jalan ke mal, ada saja satu dua ibu melirik-lirik dengan pandangan jutek. Ada juga yang terang-terangan bilang, 'Jahat kamu, selalu menindas orang baik'. Aku ya, antara senang dan sedih. Senang, karena akting antagonisku berhasil, sedih karena ternyata peran itu melekat dalam ingatan penonton. Sekarang, kalau ketemu ibu-ibu, aku disayang-sayang, disebut contoh menantu idaman. Mereka lebih kenal dan menyapaku Rumana, bukan Ciki,” ucap perempuan 19 tahun ini.

Sepanjang 2013 Ciki mendapat 3 penghargaan sekaligus, yaitu Aktris Terfavorit Panasonic Awards 2013, Aktris Terfavorit Indonesia Kids Choice Awards dan Aktris Sinetron Terpuji Festival Film Bandung.

"Ketiganya untuk peranku sebagai Rumana di TBNH. Alhamdulillah banget, aku nggak nyangka. Apalagi nominasi lainnya waktu itu yang sudah punya nama besar semua, jadi aku nggak berharap banyak. Begitu namaku disebut untuk terima penghargaan, aku cuma bisa terbengong-bengong. Tapi sekali lagi, alhamdulillah, setelah 6 tahun, ini pencapaian terbesarku." Enam tahun?

Ternyata memang tidak mudah bertahan dan sukses di dunia entertain, yang setiap hari disesaki munculnya artis-artis pendatang baru. Ciki bukannya tidak pernah merasa khawatir akan tergeser.

 "Ini dunia yang tidak pernah mati. Entertain di sini kita memandangnya dalam arti luas ya. Tidak hanya sinetron saja, tetapi dunia tarik suara, film, iklan bahkan off air. Semuanya selalu membutuhkan orang-orang dengan wajah, gaya dan pemikiran yang fresh. Maka kita yang masih muda-muda dan diberi kepercayaan berperan, harus benar-benar menggali potensi diri," ucapnya.

Ciki pun pelan-pelan menilai kelebihan dan kekurangan setiap pendatang baru yang ia kenal.

"Bukan untuk membandingkan diri, siapa yang lebih hebat antara aku atau dia. Tetapi lebih ke arah scanning saja, dia punya kelebihan apa. Kita kan juga bisa belajar dari kelebihan orang lain. Aku tidak mau hanya dikenal sebagai pemain sinetron saja. Modeling, iklan, bahkan film pernah aku lakukan. Banyak mengamati dan belajar dari orang lain, akan membuat kita makin menyadari potensi diri," lanjutnya, ramah.

Menurut Ciki, kepercayaan diri yang besar dan positive thinking sangat diperlukan seorang entertainer.

"Malah kalau bisa tingkat kepercayaan dirinya sampai maksimal atau di atas rata-rata. Tanpa kepercayaan diri dan pikiran yang positif, apa pun yang akan kita lakukan akan terlihat setengah-setengah. Kalau orang sudah mempercayakan kita memainkan suatu peran,

ya kita harus percaya dan positif kalau kita bisa. Contohnya aku, siapa yang sangka akan dapat peran protagonis dan pakai jilbab pula. Tapi karena produser percaya aku bisa membawa image ini secara maksimal, ya aku pede saja," katanya, tersenyum.

Beralih karakter peran ternyata tidak mudah, karena "Sebelumnya kan aku selalu memerankan tokoh antagonis, kalau bukan menjadi anak orang kaya yang jahat, terus peran merebut pasangan orang, atau yang kejam-kejam deh," katanya, tersenyum.

Ternyata Ciki juga belajar banyak  dari sosok Rumana. "Aku juga harus mendalami agama agar peranku tidak terlihat 'asal tempel' saja. Aku selalu membaca skenario baik-baik. Kalau ada scene yang membahas ayat-ayat Al-Qur'an, biasanya aku pelajari dulu. Aku buka ayat berapa, aku pahami arti dan maknanya. Jadi, apa yang nanti akan aku ucapkan dalam dialog, bisa tersampaikan secara benar kepada penonton," ujar Ciki.

MULAIBERBISNIS

"Mumpung masih muda dan rezeki alhamdulillah lancar, aku coba membuka usaha. Nanti, mungkin 20 atau 30 tahun lagi, setelah eksistensiku tergantikan oleh pendatang baru, aku pasti tidak akan bisa fokus lagi 'mencari makan' dari dunia entertain," kata Ciki yang kini juga membuka kos-kosan.

"Sebagian besar keluargaku kan masih tinggal di Bandung. Di daerah belakang rumahku, terdapat tanah yang cukup luas untuk bisa didirikan tempat usaha. Awalnya mikir, mau buka usaha apa ya? Setelah aku perhatikan, banyak orang yang masih belum sanggup membeli rumah karena mahal. Akhirnya aku buka usaha kos-kosan, baru ada 20 pintu," ungkapnya.

Ciki tidak membangunnya secara mewah.

"Aku tidak menarget usaha ini untuk kalangan atas. Di sekitar rumahku ini kan ada pabrik, nah aku malah menargetkan yang akan menyewa kos-kosan ini adalah para pegawai pabrik atau orang-orang sekitar yang memang butuh tempat tinggal. Harga sewanya juga nggak mahal. Tujuan aku buka usaha kan bukan semata-mata mengejar untung dan menyusahkan dompet orang, tetapi juga untuk membantu dan berbagi. Aku minta tolong kakak mengelola usahaku itu. Jadi aku kerja di sini juga tenang," katanya, senang.

Karier yang melesat itu juga memberikan hadiah rumah buat Ciki.

"Alhamdulillah, dari kerja kerasku, aku bisa membangun rumah sendiri di Jakarta, karena syuting lebih banyak di sini. Kadang juga ditempati Mama kalau sedang ke Jakarta. Jadi semuanya memang bisa dibilang berkah untuk keluargalah," katanya.

"Kalau boleh cerita sedikit, sebenarnya aku mau banget buka bisnis kuliner, punya restoran sendiri. Kita kan tahu bisnis kuliner tidak akan pernah mati. Tetapi saat ini rasanya tidak bisa

fokus ke sana, aku masih kejar tayang di TBNH, malah ada kemungkinan tahun baruan kita juga tetap syuting. Jadi aku kumpulin modal dulu sebanyak-banyaknya, baru nanti kalau sudah agak longgar waktunya, aku mau serius mengonsep bisnis kuliner," lanjutnya.

Harapan untuk 2014?

"Semoga tahun depan aku bisa memberangkatkan keluargaku untuk pergi haji. Dan semoga juga, aku masih terus diberi kesehatan dan juga berkah lewat semua kerja kerasku."

(Wanita Indonesia, Edisi 1250, 2-8 Januari 2014)