Nasya Marcella : Goodbye Sifat Pemalu

Prihatin melihat sifat Nasya Marcella yang sangat pemalu, ibundanya, Ratna Dewi memasukkan Nasya ke berbagai kursus mulai dari vokal hingga balet agar bisa mengembangkan bakat. Tujuannya, biar Nasya bergaul dengan banyak orang. Kini, bukan sifat pemalu Nasya yang perlahan menghilang, namun gadis kelahiran 9 Desember 1996 itu justru aktif sebagai pemain sinetron muda.

Ada proses yang harus dilalui Nasya Marcella sebelum akhirnya lincah berakting di depan kamera. Nasya harus menjalani kursus vokal dan balet demi menumbuhkan rasa percaya dirinya. Semua dijalani Nasya saat masih duduk di bangku SD. Ibundanya memaksa dia ikut beragam kursus karena tak ingin Nasya terjebak pada sifat pemalunya.

Nasya masuk dalam kursus vokal Purwatjaraka di Jakarta. "Cuma bertahan setahun. Saat ikut lomba menyanyi aku malahan malu dan batal naik panggung hahaha," kata Nasya saat ditemui di sebuah mall di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (13/3).

Merasa kursus menyanyi tak membawakan hasil, akhirnya ibundanya memasukkan Nasya ke kursus balet. Lagi-lagi Nasya selalu "keok" tak mau tampil di depan orang. Termasuk saat mengikuti kursus bermain piano. Latihan selalu dijalani, tetapi tak mau tampil di ajang kompetisi. Alasannya ya malu itu tadi.

Hingga akhirnya Nasya dimasukkan ke kursus modeling. Di sinilah dia mendapat kursus

kepribadian, make up, dan public speaking, selain bagaimana cara berjalan di catwalk. Titik terang terlihat. Perlahan sifat pemalu Nasya hilang sampai dia mau mengikuti ajang kompetisi model cilik.

Gadis yang diakrabi pemirsa lewat sejumlah sinetron drama remaja, misalnya Akibat Pernikahan Dini dan Yang Masih di Bawah Umur serta Fortune Cookies ini berhasil menjuarai sejumlah kompetisi model. Kompetisi model tersebut, antara lain Atrium Model Awards 2010, Hilo Teen Model Search 2010, dan Plaza Semanggi Model Hunt 2011.

"Setelah mengikuti kursus model, sedikit demi sedikit aku udah enggak malu lagi," tutur anak kedua dari tiga bersaudara ini.

Setelah beberapa kali menjadi juara model, muncullah tawaran untuk membintangi iklan. Iklan pertamanya adalah Gery Snack. Dari sini, Nasya jadi mulai mengenal dunia akting. Walaupun sebagai bintang iklan aktingnya saat itu masih sederhana.

Setelah merasakan dunia akting di iklan. Nasya mulai rajin mengikuti kasting-kasting yang diselenggarakan oleh rumah produksi.

"Karier aku tidak langsung mulus. Lebih dari lima kali aku ditolak rumah produksi. Akan tetapi, aku tidak putus asa dan terus mencoba. Akhirnya berhasil juga," kata Nasya.

Sinetron pertama yang dibintangi Nasya adalah Satria, produksi Multivision Plus yang pemah tayang di Indosiar pada 2011. Diterimanya Nasya dalam sinetron itu, setelah ia bersaing ketat dengan belasan calon bintang lainnya.

Baru pertama kali membintangi sinetron, Nasya yang waktu itu masih duduk di bangku SMP berperan sebagai seorang mahasiswi bernama Safira.

"Lucu juga sih kalau ingat saat pertama main sinetron. Karakternya benar-benar di luar aku sehari-hari. Waktu itu aku masih SMP tetapi perannya jadi mahasiswi. Hahaha. Untung sutradaranya bisa mengarahkanku," ujar Nasya.

Penampilan Nasya dalam sinetron Satria yang diputar hingga 68 episode itu ternyata cukup bagus. la pun kemudian mendapatkan tawaran menjadi pemeran utama dalam sinetron Yang Masih di Bawah Umur. "Sangat bangga perasaanku. Belum lama terjun ke sinetron, sudah mendapatkan peran utama," tuturnya.

Tercatat siswi kelas SMA itu telah membintangi lima judul sinetron stripping. Nasya yang ketika SMP sangat pemalu, kini telah berubah menjadi Nasya yang pede dan humble. "Aku sangat berterima kasih kepada ibu. Dia telah berjuang keras untuk mengubah kepribadianku," katanya

Dunia akting sudah menjadi candu bagi Nasya. la merasa pusing jika sehari tidak berada di lokasi syuting. "Kalau di rumah itu rasanya sepi. Cuma nonton televisi atau bengong. Kalau di lokasi syuting kan ramai. Saya bisa ngobrol dan bercanda dengan artis lain," ujarnya.

Nasya yakin, akting adalah passion-nya. Demi kariernya di akting, Nasya yang tadinya sekolah secara reguler, kini memilih metode homeschooling. "Kalau homeschooling waktunya bisa diatur sendiri, misalnya ketika libur syuting hari Sabtu dan Minggu, saya pergunakan maksimal untuk belajar," ungkap Nasya.

 

(C&R, Edisi 812, 19-25 Maret 2014)