Dewi Sandra : Terus Belajar Menjadi Hana

Dewi Sandra harus menguras emosi dan pikirannya demi memerankan tokoh Hana di Catatan Hati Seorang Istri (CHSI). Padahal sebelumnya, ia sempat menolak main di sinetron punya rating tertinggi itu. Mengapa?

Indonesia tengah dilanda demam Catatan Hati Seorang Istri (CHSI). Agaknya ungkapan ini tidak berlebihan. Kini, di mana-mana orang suka memperbincangkan derita Hana (De­wi Sandra) akibat ulah suami suami, Bram (Ashraf Sinclair). Tak kurang dari Menkominfo Tifatul Sembiring sempat berko-mentar di akun twitter-nya: "Terawih dulu atau chsi...." Mungkin karena jam tayang CHSI bertepatan dengan waktu terawih, pukul 20.15 WIB.

Dikisahkan di sinetron strip­ping yang tayang di RCTI itu bahwa Hana dan Bram telah menikah selama 8 tahun. Mereka dikaruniai seorang putri berusia 5 tahun, Rosi (Allisa Mutiara). Mahligai rumah tangga pasangan ini mulai menuai badai setelah Bram diketahui menjalin hubungan dengan teman kerjanya, Karin (Cut Meyriska). Sejak itu sikap Bram terhadap Hana mulai berubah. Rentetan konflik yang muncul seolah menguji ketabahan Hana sebagai seorang istri dan wanita muslimah.

Bagi Dewi Sandra, memerankan Hana sebagai sosok yang sebetulnya memang ada (true story, red), dirasa banyak me­nguras emosi dan pikiran. "Di sinetron ini emosiku benar-benar digali, harus kontrol. Terus terang masih sulit bagi aku melepas sosok Dewi Sandra untuk menjadi Hana. Tantangannya luar biasa. Mungkin karena aku belum pernah mendapat peran seperti sebelumnya," aku artis 34 tahun itu terus terang saat di-temui Nyata di lokasi syuting CHSI, pekan silam.

Di mata Dewi, sosok Hana merupakan wanita yang nyaris sempurna. "Enggak tahu deh terbuat dari apa sosok Hana itu? Dia nyaris sempurna, meski belum bisa dikatakan seratus persen sempurna. Karena bagaimana pun dia masih punya emo­si, sedih, marah, cemburu," puji Dewi tentang Hana.

"Tapi dia menyikapi setiap permasalahan hidup dan rumah tangganya dengan cara luar biasa tabah, sabar dan berserah pada Allah," imbuhnya.

Setiap hari ketika membaca skrip CHSI, Dewi mengaku men­dapat pelajaran penting dalam hidupnya. Karena itu dirinya berusaha mencurahkan segala kemampuannya untuk bisa menja­di sosok Hana. "Sampai detik ini aku masih terus belajar menjadi Hana dan bagaimanya masuk ke karakternya dengan lebih baik lagi. Enggak ada boring, setiap hari aku harus membaca script sampai untuk tiga episode," ungkap Dewi.

Artis kelahiran Brasil 3 April 1980 itu melihat Hana bertolak belakang dengan dirinya. Bayangkan, Hana masih bisa bersikap lembut dan mencurahkan seluruh perhatian untuk keluarga, meski tahu sang suami berselingkuh dan kerap bersikap kasar.

"Sebagai Dewi Sandra, aku memang masih jauh dari karakter Hana. Sebab kalau itu terjadi pada diriku, aku bisa hajar suamiku ha ha ha," tawa Dewi meledak.

Ketika off scene, aku sering bilang ke Ashraf. Aduh, kalau beneran aku sudah hajar kamu. Kok ada suami sejahat itu ke istrinya," celetuk Dewi.

Karena sulitnya masuk ke karakter Hana, memaksa Dewi beberapa kali mengulang ade­gan yang dilakoninya. Seperti intonasinya yang masih kelewat tinggi saat berbicara dengan sang suami. Begitu pula den­gan ekspresinya, masih tampak emosional.

"Jujur saja, masuk ke karakter Hana masih 50:50. Ketika dialog dengan Ashraf, aku masih sering melotot dengan suara meninggi. Aku bilang, jauhin deh dari piring atau gelas. Karena kalau kelepasan aku takut semua itu melayang," katanya.

Untungnya, selama menjalani akting Dewi banyak mendapat bimbingan dari sutradara Maruli Ara. Juga dari lawan mainnya, Ashraf.

"Maruli itu sutradara yang perfectionist sangat menguasai script, alur cerita dan karakter, sehingga dia tahu harus apa. Jadi kalau aku keluar dari Hana, langsung di-cut. Ashraf juga kalau melihat aku lepas dari Hana akan kasih kode sambil bilang, ingat Wi, jadi Hana loh," tutur Dewi menirukan kata-kata Ashraf.

Di CHSI pula untuk kali pertama Dewi memerankan tokoh yang tengah hamil 2 bulan. Pada mulanya ia sempat ragu. Belakangan Dewi mengaku memerankan so­sok wanita yang tengah hamil muda bukanlah hal yang susah. la justru merasa senang karena banyak adegan ngidam mangga muda.

"Lumayan, ngidam makan mangga muda. Enak Ioh, segar rasanya. Dengan peran ini setidaknya aku tahu, oh begini rasa­nya jadi wanita yang hamil mu­da, badan agak lemas," katanya.

Dengan berseloroh Dewi berujar bila suatu saat dirinya hamil, ia tidak kaget lagi. "Jadi doakan saja ya," pintanya.

Dewi juga yakin dirinya tidak akan kesulitan berperan seba­gai ibu. Meski belum memiliki momongan, namun dia sudah memiliki keponakan dan banyak bergaul dengan teman yang telah memiliki anak.

Dewi mengaku sebenarnya sempat menolak main di CHSI. Karena ia menduga ceritanya pasti tidak menarik. "Sampai kemudian aku bertemu pihak su­tradara dan Pak Leo, bos SinemArt (rumah produksi yang membuat CHSI). Mereka bilang sosok Hana itu aku banget Aku tanya ceritanya soal apa. Karena memang belum pernah baca bukunya," tutur Dewi.

Kendati belum pernah baca bukunya, tapi mendengar soal tokoh Hana, Dewi langsung tertarik dan memutuskan untuk mengambil peran tersebut.

"Aku pikir bagus dan menarik, pesannya sangat luar biasa. Pesan moril khusus buat wanita, entah yang sudah menikah atau belum.," sulung dari dua bersaudara pasangan George Killick dan Prihatini itu berujar.

 

(NYATA, Edisi 2244, II Juli 2014)