Chemistry Dewi Sandra di luar Syuting

Hubungan akrab antara Dewi Sandra yang berperan sebagai Hana dengan Alissa Mutiara yang berperan sebagai Rosi, anaknya, ternyata bukan hanya saat pengambilan gambar sinetron Catatan Hati Seorang Istri yang tayang di RCTI setiap malam, tetapi juga dalam keseharian. Di luar syuting, hubungan mereka memang seperti layaknya ibu dan anak sungguhan.

Kamis (11/9) siang itu kondisi penyakit Rosi (Alissa Mutiara) makin parah. Hal itu membuat Hana (Dewi Sandra) bertambah khawatir. Kekhawatiran Hana terlihat jelas dari raut muka dan sinar matanya. Apalagi saat ia melihat bibir Rosi makin memucat. Di sisi Rosi yang terbaring di tempat tidur, Hana berdoa semoga Allah memulihkan kesehatan Rosi.

Rosi merupakan anak tunggal pasangan Hana dan Bram (Ashraf Sinclair). Rosi dipanggil oleh Hana sebagai 'princess', yang bermakna putri kesayangannya. Rosi merupakan korban orang tua yang bercerai. Itu sebabnya Hana memanjakan Rosi, karena ia harus berperan sebagai bunda sekaligus ayah bagi Rosi.

Hubungan Dewi Sandra yang berperan sebagai Hana dengan Alissa Mutiara yang berperan sebagai Rosi sangat dekat. Mereka benar-benar layaknya ibu dan anak, bukan saja ketika sedang syuting, tetapi juga saat di luar syuting. Chemistry di antara mereka sudah kuat terjalin.

Dewi Sandra mengungkapkan, ia akrab dengan Alissa Mutiara bukan hanya di dalam sinetron, tetapi juga di luar sinetron. Ia terus menjaga hubungan batin dengan Alissa dengan cara sering berkomunikasi lewat telepon.

"Tidak mudah membentuk chemistry dalam peran ibu dan anak. Menyadari hal itu, saya benar-benar menjaga hubungan batin saya dengan Alissa. Saat jeda syuting, saya sering mengajak dia main bareng, misalnya main tebak-tebakan, main boneka atau mainan anak lainnya," ujar Dewi saat dijumpai di lokasi syuting Catatan Hati Seorang Istri di Tanjung Barat, Jakarta Selatan, Kamis (11/9).

Dewi kemudian menambahkan, meskipun ia belum pernah merasakan mempunyai anak, tetapi ia tahu perkembangan kepribadian anak seusia Alissa. Hal ini ia pelajari dari perilaku para keponakannya yang seusia Alissa.

"Keponakan saya banyak kok. Bukan cuma itu, saya juga menganggap Alissa itu anak kandung sendiri. Ini karunia Allah, saya tidak melahirkan, tetapi saya mempunyai anak perempuan yang sangat menyenangkan dan cerdas, Jadi kalau saya sedang bepergian keluar kota. Saya bayangkan Alissa pasti ingin oleh-oleh. Nah, saya suka membawakan oleh-oleh untuk dia," ujar Dewi sambil tersenyum.

Dewi tahu pasti selera barang dan mainan Alissa. Gadis kecil itu ternyata menyukai mainan Frozen and Princess. Dewi pun pernah membelikan dvd Frozen and Princess untuk Alissa.

"Pada dasarnya, saya memang senang dengan anak-anak. Jadi energi positif itu, membuat saya dan Alissa bisa cepat mendapatkan chemistry. Alissa itu anak yang sangat cerdas, sehingga dia bisa cepat menangkap apa yang diperintahkan oleh sutradara," kata perempuan kelahiran Rio De Janeiro, Brasil, 3 April 1980 ini.

Wanita berhijab itu juga mengaku senang bisa terlibat dalam sinetron Catatan Hati Seorang Istri, karena Dewi bisa merasakan pesan positif dari sinetron tersebut. Misalnya saja nasib Rosi, yang merupakan korban perceraian kedua orang tuanya. "Saya berharap, pemirsa bisa memetik hikmah dari tayangan sinetron ini," ujar penyanyi yang juga presenter ini.

Ditinggal Pergi Mama

Alissa Mutiara yang berperan sebagai Rosi dalam sinetron Catatan Hati Seorang Istri, dituntut bisa menjalani berbagai ekspresi dialog sesuai dengan tuntutan skenario. Pasalnya, sebagai anak korban perceraian orang tua, Alissa sering harus beradegan menangis, sedih, marah, hingga akting jatuh sakit.

Apalagi ketika menjalani akting sedang kangen dengan ayahnya, Bram (Ashraf Sinclair). Alissa dituntut bisa menjalani akting seorang anak yang mengalami tekanan batin dan sedih, karena tidak berjumpa dengan ayahnya.

Akting Alissa tambah berat ketika ia harus berakting bertengkar dengan Tante Karin (Cut Meiriska), yang ingin merebut Bram.

Meski baru berumur 7 tahun dan baru duduk di bangku SD kelas 1, tetapi akting Alissa patut diacungi jempol. Akting yang dilakukan oleh Alissa memang benar-benar didasari pada kemampuan Alissa yang tentunya mendapat pengarahan dari sutradara.

Ternyata setiap harinya Alissa hanya membutuhkan waktu satu jam untuk menghafalkan dialog dan menghayati perannya. Setiap hari sepulang sekolah, ia menghafalkan sendiri dialog yang ada di skenario. Setelah itu, ia berangkat ke lokasi syuting. "Aku menghafal skenarionya sepulang sekolah. Setelah itu langsung syuting bersama Tante Dewi dan Om Ashraf," kata Alissa.

Putri kecil itu mengungkapkan, untuk cepat mengeluarkan air mata dan menangis dalam berakting ia cukup membayangkan ditinggal pergi oleh ibunya, Santi. "Jadi aku langsung sedih dan menangis," ujarnya.

Sejak umur setahun Alissa memang sudah menampakkan bakatnya sebagai artis. Ia senang sekali difoto. Bahkan ketika ia berusia 2 tahun, jika mendengarkan lagu, saat berjalan-jalan dengan orang tuanya di mal, secara spontan Alissa langsung menari-nari.

Waktu usianya masih balita, Alissa telah dua kali menjadi juara baby dance yang diselenggarakan sebuah perusahan susu bayi, di sebuah mal di Jakarta. Ia pernah menjadi juara di tahun 2008 dan 2009.

 

(Cek & Ricek, Edisi 838, 17-23 September 2014)