"TBNH" Sabet Penghargaan di Jepang, Citra Kirana : Jangan Sampai Terlena

Sinetron Tukang Bubur Naik Haji (TBNH) kembali menegaskan eksistensinya. Setelah dua tahun berturut-turut menyabet penghargaan Drama Seri Terfavorit Panasonic Gobel Awards, TBNH Kamis (23/10) lalu, menggondol penghargaan Special Award for Foreign Drama di Festival Drama Internasional Tokyo 2014. Penghargaan itu menurut pelakon Rumana di TBNH, Citra Kirana, merupakan apresiasi kerja keras seluruh tim TBNH.

Henerima undangan untuk menghadiri Festival Drama Internasional Tokyo 2014 yang digagas  Japanese Commercial Broadcaster Association (JBA) dengan saluran TV NHK, TBNH mengirimkan tiga perwakilannya, Imam Tantowi (penulis cerita), Dani Sapawie (produser), dan Citra Kirana (pemain). Terbang Selasa (21/10) malam, rombongan TBNH tiba di Tokyo, Jepang, Rabu (22/10) pagi. Tak ingin melewatkan momen langka, artis yang sedang merajut kasih dengan aktor muda Ali Syakieb ini melakukan serangkaian persiapan seperti merias wajah dan juga mengenakan kebaya emas rancangan desainer Ancha.

Tepat pukul 1 siang waktu setempat acara yang berlangsung di Hotel Prince Tokyo dimulai. Tiba saat pembacaan kategori Special Award for Foreign Drama di mana TBNH disebut sebagai salah satu peraih penghargaan tersebut - pada kategori ini, TBNH berbagi kemenangan dengan My Love from the Stars (Korea Selatan) dan Thong Neua Kao (Thailand) - wajah Citra yang semula diliputi ketegangan tiba-tiba berubah. "Bersama Pak Imam, aku lalu terima piala. Senang banget sekaligus bangga menjadi salah satu pemain di situ," aku Citra. Fakta bahwa TBNH sudah hampir mencapai 1.400 episode membuat semua tamu undangan takjub.

"Mereka kaget waktu tahu TBNH sudah (tayang) lebih dari 1.300 episode. Mereka tambah kaget lagi ketika tahu waktu tayangnya antara 1 -2 jam. Pasalnya, serial di sana paling banyak 25 episode dan tayangnya 30 menit saja. Enggak seperti TBNH yang harian, serial di sana masih mingguan," ungkap Citra. Selesai acara pukul 5 sore, seluruh nomine kemudian diboyong ke sebuah tempat untuk melewati karpet merah "Megah banget. Beda banget dengan di sini (Indonesia). Red carpet di sana benar-benar dipersiapkan. Karena ada puluhan wartawan dari berbagai negara hadir, saat jalan di red carpet aku berasa kayak di Hollywood. Keren, deh," ungkapnya seru.

Penghargaan sebagai cobaan

Penghargaan itu jelas berarti. Di tengah kejenuhan syuting yang mungkin melanda kru dan pemain, mereka kembali mendapat tambahan semangat untuk tampil lebih baik lagi. "Penghargaan itu membuktikan bahwa kerja keras kami selama ini bukan cuma dihargai di Indonesia saja, tapi juga di luar negeri. Bangga banget. Namun penghargaan itu menurutku cobaan juga, bagaimana ke depannya bisa mempertahankan ini semua. Mudah-mudahan dengan dapat penghargaan itu ke depan lebih baik lagi. Jangan sampai setelah mendapatkan penghargaan ini kami malah terlena," Citra mengingatkan.

Dani Sapawie, line producer Sinemart, yang dihubungi lewat telepon menambahkan, pemberian penghargaan itu memiliki arti yang besar bagi TBNH. Tidak hanya diakui di negeri sendiri, TBNH juga mendapat pengakuan dari luar negeri. "Ini sebuah rasa syukur yang luar biasa bagi kami. Mereka saja sampai geleng-geleng kepala saat mengetahui TBNH sudah lebih dari 1.300 episode," ujar Dani membenarkan ucapan Citra. Dengan performa rating dan share yang sampai saat ini masih baik, jumlah episode TBNH diyakini Dani akan terus bertambah.

"Kalau PH dan TV, kan realistis. Ketika tayangannya masih top 5, artinya (TBNH) ini masih jadi aset untuk penayangan. Iklan masih ada, animo penonton juga masih ada," terang Dani. Menghindari kejenuhan penonton, Dani menjamin konflik di TBNH akan semakin beragam. "Cerita TBNH sedari awal sudah diset multiplot. Artinya konflik yang tersaji di TBNH adalah konflik keseharian yang hidup di masyarakat. Apalagi Pak Imam Tantowi menghindari betul cerita yang tidak realistis. Mencoba menampilkan cerita-cerita yang dekat banget dengan masyarakat. Saya yakin pada setiap episode ada pesan yang ingin disampaikan kepada masyarakat," lanjutnya. TBNH bakal ditinjau ulang lagi bila performa ratingnya menurun. "Kalau ratingnya sudah hancur atau turun, berarti penonton sudah mulai bosan," tukasnya.

 

(Bintang Indonesia, Edisi 1220, I November 2014)