Anak Jalanan : Pesan Positif dan Fans Fanatik

Tanpa penggemar, Stefan William, Natasha Wilona, Immanuel Caesar Hito dan bintang iainnya di sinetron Anak Jalanan, bukanlah apa-apa. Tak ada yang mendukung, tak ada pula yang menonton aktingnya. Kesetiaan penggemar bintang-bintang Anak Jalanan, tak bisa ditakar oleh apapun. Bahkan dua bintang utama, Stefan dan Wilona, mengajak penggemarnya untuk mencontoh hal-hal positif yang mereka saksikan dari sinetron ini.

Beberapa kali ke lokasi syuting sinetron Anak Jalanan, C&R mendapati atmosfer dan aura berbeda. Sejak tayang perdana 12 Oktober 2015, sinetron yang dibintangi Stefan William dan Natasha Wilona ini sudah memancing rasa penasaran. Terutama soal aksi kebut-kebutan geng motor tanpa meninggalkan sisi normatif untuk mengajak kebaikan dan kebajikan.

November tahun lalu, belum banyak penggemar menyaksikan langsung suasana syuting. Baik di kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) maupun di Jatiwarna dan Studio MD, di Ceger, Jakarta Timur. Satu bulan pertama penayangan, masih beberapa gelintir masyarakat yang menyaksikan proses syuting dari jarak dekat.

Kondisi berbeda setelah lima bulan penayangan. Nampak amat kontras dibanding awal-awal syuting. Lokasi sesak dan berjubel oleh para penggemar, banyak menghiasi setiap kali Stefan dan pemain-pemain lain take shoot. Di antara lokasi di TMII, Jatiwarna dan Studio MD, justru lebih banyak penggemar yang datang ke lokasi Studio MD.

Meski studio tersebut dilapisi gerbang pagar besi, tak menyurutkan langkah puluhan penggemar yang datang dari sejumlah tempat. Hal ini terlihat pekan lalu. Bahkan, beberapa di antara mereka mampu menyusup ke area syuting hanya sekadar menunggu giliran foto bareng idola.

Salah satunya seorang remaja putri yang mengenakan kaus bertuliskan StefaniticFans, yang tak lain fans Stefan. Bersama beberapa temannya sekitar delapan orang, mereka berasal dari sebuah sekolah menengah atas (SMA) di kawasan Bekasi, Jawa Barat.

Namun, perjalanan menjumpai sang idola, tak semulus rencana awal. Sudah menuju gerbang studio, langkah mereka harus terhenti dengan cegatan salah seorang satuan petugas keamanan studio.

"Setelah menunggu hampir satu jam, kami dijemput asisten Stefan untuk masuk. Senang banget rasanya," ungkap Elvira, gadis 19 tahun, mewakili teman-temannya.

Tiba di area studio, fans yang terbentuk sejak Oktober 2010 lalu ini, langsung menyerbu Stefan, yang tengah break syuting. Tak menyia-nyiakan kesempatan, mereka menumpahkan kebahagiaan dan ekspresi ke sang idola. Mulai dari foto bareng, minta tanda tangan, hingga bincang santai.

Selain keriuhan para pengemar, bintang-bintang yang main di sinetron ini juga mengajak para penggemar untuk selalu berperilaku positif. Banyak hal bisa dicontoh. Dalam akun media sosial Twitter miliknya, Stefan dan Wilona memberi instruksi tentang nilai-nilai positif tersebut.

Pertama, pacaran jangan vulgar. Seperti cinta Reboy, yang tak boleh lama bertatap, tidak bersentuhan, cinta yang harus didasari restu orang tua, hingga mengutip kutipan Abah Rama, ayah Raya, yakni selalu jaga jarak aman.

Kedua, mengendarai motor dengan tertib. Contohnya, selalu mengenakan helm, tidak kebut-kebutanan di jalan, dan dilarang berboncengan bertiga.

Ketiga, mengajarkan salat lima waktu. Seperi Boy dan teman Iainnya. Walau mereka anak motor, kewajiban sebagai umat Musli tetap dijalankan.

Keempat, selalu menurut dan tidak melawan orang tua. Kelima, menjaga persahabatan agar terus kuat. Terakhir, menyumbangkan sedekah bagi warga miskin yang tak mampu. Aksi ini terlihat pada tayangan pekan lalu. Ketika Boy bersama teman-femannya konvoi motor, menyusuri jalan, lalu mereka membagikan bingkisan makanan kepada warga tak mampu di pinggir jalan.

Di tengah ketatnya persaingan sinetron bertema sejenis di stasiun televisi tetangga, Anak Jalanan masih tetap sukses memegang posisi tertinggi. Malah, rating kian hari makin meningkat. Ini menjadi bukti, jika sinetron ini banyak digemari masyarakat.

 

(Cek & Ricek, Edisi 913, 24 Februari - 1 Maret 2016)