Andi Arsyil - Citra Kirana : Kian Hangat & Dekat

Empat tahun sudah Citra Kirana dan Andi Arsyil Rahman Putra beradu peran dalam sinetron Tukang Bubur Naik Haji (TBNH). Selama itu, suka dan duka mereka alami bersama. Selama itu, mereka membangun hubungan yang kuat. Selama itu, mereka belajar saling memahami. Benarkah mereka memiliki hubungan spesial?

Berkat kerja keras pemain, penulis, sutradara, dan semua kru, sinetron TBNH memasuki episode 2000. Selama 4 tahun ini, TBNH selalu bertengger di hati masyarakat. Menjadi pilihan utama.

Sebagai wujud syukur dari para pemain dan kru atas pencapaian ini, digelarlah acara temu penggemar di Serpong.Tangerang.Banten, Minggu (30/5) siang. Pemain yang hadir dalam acara ini, antara lain, adalah Citra Kirana, Andy Arsyil, Eddy Oglek, Latief Sitepu, Hj. Nani Wijaya, Cut Syifa dan Derry Sudarisman.

Acara temu penggemar ini berlangsung meriah. Riuh. Masyarakat dari berbagai daerah datang dan berkumpul di depan panggung untuk melihat dari dekat para idola mereka. Di sekitar panggung disediakan beberapa gerobak bubur. Masyarakat, pemain TBNH,dan kru bisa menikmati bubur yang disiapkan secara gratis.

Sebuah tenda putih berdiri di sisi panggung.Tenda itu dijaga ketat. Di dalam tenda itu duduk Citra Kirana. la anggun dan cantik, dengan busana serba putih. la juga memakai hijab. la tampil selayaknya tokoh Rumana yang diperankannya dalam sinetron yang disutradarai oleh H. Ucik Supra itu.Sedikit lebih trendi dengan kacamata hitam. "Aku bersyukur bisa bergabung di sini. Dari awal (aku) enggak pernah nyangka bisa sampai di sini. Alhamdulillah" katanya sambil tersenyum manis.

Empat tahun bukanlah waktu yang singkat baginya. Selama 4 tahun itu, ada banyak hal yang dirasakan dan dialaminya. Suka dan duka.Terutama ketika menjalani syuting pada bulan puasa. Ada tantangan, juga ada kebahagiaan. "Kita sudah syuting 4 tahun. Kita (rayakan) Lebaran dan syuting pada bulan puasa bareng. Selalu bersama-sama,"  katanya.

Selama 4 tahun itu, dari hari ke hari, ia melihat bahwa tidak ada jarak di antara para pemain dan kru. Semuanya melebur begitu saja seperti keluarga. Kekompakan dan rasa kekeluargaan inilah yang membuat sinetron ini bisa bertahan begitu lama."Enggak ada senior dan junior. Kita seperti keluarga. Itu salah satu resep kenapa sinetron ini bisa panjang," ungkapnya.

Selain kehadiran para pemain dan kru,yang kemudian dianggapnya sebagai keluarganya, ada hal lain yang membuatnya semakin mencintai perannya sebagai Rumana."Aku di sini mendapatkan pengalaman baru. Ada karakter yang baru. Pengalaman berperan sebagai ustazah. Padahal (dalam) kehidupan sehari-hari,(aku) masih belajaragama.Terus berhijab. Padahal aku belum berhijab," terangnya.

la merasa bahwa memerankan tokoh Rumana telah mengubah hidupnya. Membuatnya menjadi pribadi yang lebih baik. Menambah pengetahuannya tentang agama, Alquran, dan hadis."Karakter ini' mengubah hidupku. Aku jadi belajar tentang hadis dan Alquran. Belajar bagaimana menjadi istri, anak yang baik, dan wanita yang terhormat," ungkapnya.

Tokoh Rumana memang membuatnya semakin terlihat keibuaa Namun, ia menolak dipanggil 'ibu-ibu'. Jangan panggil ibu-ibu,dong. Enaknya keibuan saja" katanya sambil tersenyum,"Aku selalu mendalami peran. Di situlah aku bekerja keras."

Memerankan tokoh Rumana sebagai ustazah ternyata menuai reaksi yang beragam dari masyarakat. Ada yang menganggap bahwa ia belum pantas dipanggil ustazah. "Pasti ada pro dan kontra. Aku berperan sebagai ustazah, tapi kok, belum berhijab, ya? Ini berat buat aku. Aku selalu minta maaf kepada mereka. Aku masih belajar. Kalau ada salah ucapan di sinetron, harap dimaklumi,"jelasnya.

Hingga saat ini, ia memang belum berhijab seperti tokoh yang diperankannya itu. la belum berhijab karena ia belum siap secara mental "Soal berhijab, setiap perempuan ingin menutup auratnya. Semua sedang menuju ke sana. Aku mungkin belum. Semua butuh proses. Aku enggak tahu kapan mendapat hidayah," katanya.

Yang ia lakukan selama ini adalah menjaga diri dan sikapnya, termasuk cara berpakaian. la merasa bahwa mengumbar aurat bukanlah karakternya."(Dalam) keseharian, aku juga enggak mengumbar aurat. Aku tahu batasan. Orang tua juga selalu kasih tahu itu,"sambung putri dari Iwan Siregar dan Yanni Christina ini.

Saat ini. TBNH sudah mencapai 2000 episode. Tentu ini adalah sebuah pencapaian. Namun, ia tak mau berpuas diri. la terus belajar untuk mengasah kemampuannya."Enggak mau terlena. Harus tetap belajar. Harus selalu berikan yang terbaik agar penonton enggak bosan," kata perempuan cantik kelahiran Bogor, 23 April 1994, ini.

Semakin Dekat

Menjalani sinetron yang sama selama 4 tahun membuat Citra tidak mengalami kesulitan untuk membahgun chemistry dengan para lawan mainnya. la merasa semakin mudah saja. Jika mengalami kendala, ia pasti meminta bantuan sutradara dan kru."Untuk menyatukan chemistry, aku dibantu sutradara dan skenario. Dibantu fans juga yang selalu berkomentar. Dari situ, aku mengintrospeksi diri," katanya.

Khusus dengan Andi Arsyil yang berperan sebagai Robby, suaminya, ia punya cara sendiri untuk membangun chemistry, la sering berbagi cerita dan bertukar pikiran dengan Arsyil di tokasi syuting. Hal itu ia lakukan terus-menerus."Kita selalu professiona Arsyil teman yang baik. Pada setiap scene, kita saling berkonsultasi. Adegan ini, aku mau ini. Kita sharing dan tukar pikiran. Kita saling memahami,"ceritanya.

Dari hari ke hari, ia merasa semakin dekat dengan Arsyil Merasa bahagia setiap kali menjalani syuting."Selama syuting bareng Andi, senang. Jadi semakin dekat. Udah kayak keluarga, ya," katanya.

Kedekatan inilah yang memunculkan rumor bahwa mereka memiliki hubungan spesial. Rumor seperti ini tidak muncul belakangan ini. Sudah lama. Persisnya sejak sinetron ini menjadi sinetron favorit para pemirsa RCTI. Bahkan sejumlah penggemar mereka ingin agar mereka berpacaran saja. Dan tentu saja menikah.

Ia tidak kaget ketika mendengar rumor itu. Tidak juga merasa terganggu. "Oh, enggak. Enggak. Hak masing-masing orang, sih, mau bilang apa. Dalam kehidupan sehari-hari, aku berteman baik saja. (Arsyil) udah (aku anggap) sebagai kakak sendiri. Terserah orang bilang apa. Itu hak mereka," terangnya.

Arsyil,di matanya, adalah sosok yang baik dan menyenangkan."Baik, pintar, menyenangkan, tapi kadang usil, sih. Dia temen dan kakak yang baik," pujinya.

Sampai saat ini, imbuhnya, hubungannya dengan Arsyil tidak lebih dari hubungan pertemanan. "Selama ini, masih menjadi teman baik dan kakak yang baik," katanya.

Sekali lagi, ia tidak merasa terganggu oleh rumor atau desakan para penggemarnya agar ia dan Arsyil berpacaran saja. Justru rumor itu ia anggap sebagai cemeti agar ia bisa membangun chemistry yang kuat lagi dengan Arsyil. Dengan demikian, sinetron akan semakin menarik. "Tidak terganggu. Itu bukan opini yang negatif juga. Dan (aku) enggak mau pusingin" ujarnya.

Saling Menghormati

Setelah menemui Citra, kami menemui Andi Arsyil Sama seperti Citra, lelaki kelahiran Makassar, 15 September 1987, ini juga bahagia atas pencapaian TBNH. "Kenapa bisa sampai 2000? Karena selalu dekat dengan masyarakat," katanya.

la merasa bahwa sinetron yang dibintanginya itu disukai masyarakat karena ada banyak pesan positif yang bisa dipetik dari sinetron ini."Kita tidak menggurui, tetapi memberikan contoh dengan karakter-karakter yang ada. Misalnya, karakter Robby. Bagaimana menyayangi istri dan mendidikanaknya dengan baik. Orangnya juga sabar. Dari orang yang enggak punya jadi orang yang punya. Dia berjuang mengejar cintanya," ungkapnya.

la berkomitmen untuk melakukan setiap adegan bersama Citra secara serius dan tidak berpura-pura. "Mengalir saja dan mencoba memainkan adegan per adegan dengan serius. Saya berkomitmen untuk tidak berpura-pura. Pokoknya, serius," katanya.

Saking totalnya ia dan Citra berperan sebagai suami-istri, tidak sedikit masyarakat yang mengkritiknya. Mengkritik karena acap kali ia berpegangan tangan dengan Citra. "Kan, latar belakang saya itu film Ketika Cinta Bertasbih. Ada yang bilang, "Kok, bukan muhrimnya, tapi berani pegang tangan?' Padahal ada banyak orang yang menyaksikan dan ini hanya adegan. Jadi, kita profesional saja," jelasnya.

la selalu mengedepankan profesionalismenya dalam bekerja. Apalagi kalau sudah menyangkut peran. Namun, ia tetap berusaha untuk menghormati Citra, lawan mainnya."Di lokasi.saya berusaha menjadi Robby, suami dari Rumana, bukan Arsyil Kita tetap saling menghormati, kok," katanya.

Kuatnya chemistry-nya dengan Citra membuat banyak orang mengira bahwa ia dan Citra sedang menjalin hubungan hubungan khusus. Namun, ia mengatakan bahwa ia dan Citra hanya berteman. "Saya dan Citra profesional. Teman baiklah. Enggak mikirin yang lain," ujarnya.

Untuk memperdalam karakternya sebagai Robby bukanlah pekerjaan mudah. la harus belajar menjadi seorang suami dan ayah."Ada anak masih 30 hari. Itu sebenarnya ada PR-(pekerjaan rumah) tambahan yang ada di scenario. Di luar itu, saya sama Citra berusaha mengakrabkan diri dengan tokoh anak-anak itu," ceritanya.

la dan Citra berlaku layaknya orang tua sungguhan di luar syuting. Orang tua yang selalu menyenangkan bagi anak-anak. "Udah dibiasain panggilnya harus Abi'dan 'Umi'. Itu secara natural terbangun. Beradegan sama anak kecil juga ternyata sangat sulit. Kita harus buat mereka seperti anak," ungkapnya.

Baca Buku Parenting

Setelah menjalani syuting selama 4 tahun, ia merasa bahwa yang ia lakukan setiap hari di lokasi syuting bukan lagi seperti sedang syuting. "Semakin lama, kayak enggak berasa syuting. Enggak sedang beradegan juga. Dua ribu (episode), loh! Everyday, loh! Empat tahun, loh! Kita enggak merasa syuting. Serius, loh, ini," ungkapnya.

Mengisi roh pada karakter Robby baginya seperti melengkapi sebuah kepingan puzzle. "Robby itu karakter yang enggak nyata. Saya coba mengisi Robby. Itu cuma kayak mengisi puzzle saja sih," katanya.

Untuk mendalami karakter Robby, ia sering membaca buku-buku tentang parenting, la yakin bahwa aktor lain yang berperan sebagai suami dan ayah juga melakukan yang sama."Bohong sekali kalau ada aktor yang tidak membaca buku tentang parenting. Saya lakukan itu di lokasi, loh," katanya. Riandar

 

(GENIE, Edisi 39, 2-8 Juni 2016)