CINTA AMARA : Andai saja Amara punya ayah!

Aulia menangis di dalam kamarnya dan Isti mengejar. Isti menganggap Aulia telah menuduh dia tanpa bukti di depan oma dan opa. Aulia menangis karena ketakutan selama dalam perjalanan.

Isti naik pitam dan nyaris menampar Aulia tapi Afandy langusng menyeruak masuk dan menahan tangan Isti.

Amara sudah mandi dan ganti baju. Sudah terlihat rapi. Miranti menyuruh Amara istrahat dulu, nanti sore dia akan membawa Amara ke dokternya.

Nando, Arsa dan Echa masuk ke dalam rumah Miranti dan mereka terharu melihat Amara sudah pulang. Echa berlari memeluk Amara.

Aulia sudah mandi, rapi dan ganti baju. Aulia sedang makan dilayani Sumi dan Inem. Aulia tampak masih bete dan kesal sama semua orang.

Radit muncul dan marah marahin Aulia yang udah bikin liburannya berantakan. Aulia tidak terima dengan tudingan Radit. Aulia marahin Radit.

Erika kesal sendiri melihat semuanya mencemaskan Amara. kebetulan Echa melihat Erika dan teriak supaya Erika keluar dan minta maaf sama Amara.

Inggit langsung marah dan meminta Afandy mengambil Amara dari Miranti. Afandy berdalih seperti apa yang disampaikan oleh Miranti. Beberapa kali justru di rumah ini nyawa Amara terancam.

Miranti memeluk Amara dengan mata yang berkaca. Amara berucap kadang Amara ingin seperti Sisil dan Kenzie, mereka ada bundanya dan ada ayahnya. Ada ayah yang bisa melindungi bunda dan Amara.

Isti mengemasi baju-bajunya ke dalam koper. Kemudian menariknya keluar. Radit tanya apa kita jadi pulang ke rumah opa sama oma. Isti menjawab singkat iya. Arman dan Isti bertemu. Isti sudah semakin geram pada Amara.