Sandra Dewi Sang Bidadari Sahabat Anak

Di sinetron terbarunya, Sandra Dewi memerankan karakter bidadari yang baik hati. Apa kata dia tentang perart tersebut?

Dengan tergesa, tiga mobil memasuki gerbang sebuah perkampungan. Dari salah satu mobil, Sandra Dewi yang berbaju tentara dalam kondisi terkoyakturun dengan cara digotong beramai-ramai.

Beberapa orang dari dalam mobil seperti Tengku Firmansyah, Cindy Fatikasari, Ponco Buwono, David Chalik, Hengky Sulaiman, dan beberapa bintang cilik baru lainnya tampak cemas menyaksikan kondisi Sandra Dewi. Adegan selesai.

Adegan selanjutnya, Sandra Dewi nampak berdandan ala bidadari. la berdiri di depan screen hijau untuk menggambarkan bahwa bidadari cantik ini sedang terbang.     

Bagian lainnya, masih dengan pa-kaian bidadari, dia berdiri di sebuah kamar mandi. Terjadi dialog dimana sang bidadari mengajarkan anak kecil di depan-nya untuk menghemat air.

la pun memutar jarinya, dan...tring! tiba-tiba keran air tertutup.

Itulah tiga adegan yang dijalani Sandra Dewi dalam striping sinetron Putri Bidadari di Studio Persari di bilangan Jagakarsa, Jakarta Selatan, be­berapa waktu lalu.

Sinetron yang tayang di RCTI sejak beberapa waktu lalu itu berkisah Putri (Qeyla) yang harus ditinggalkan kedua orang tuanya. Akibatnya, anak ini harus diasuh neneknya, Ida (Nenna Rosier) dan hidup serba kekurangan.

Sebelum meninggal, Sari (Jihan Fahira), ibu Putri sempat berpesan agar Putri tidak bersedih dan selalu menebarkan kasih sayang kepada siapapun.

Tersentuh kasih sayang Sari yang besar, bidadari turun ke bumi untuk melindungi Putri. Bidadari turun de­ngan cara menjelma menjadi bola kristal yang indah yang berasal dari air mata terakhir Sari.

Sandra mengaku suka dengan peran itu sebab dari dulu suka dengan tokoh bidadari. "Dari dulu aku nge-fans sama princess atau bidadari. Aku koleksi segala macam tentang princess dan nonton se-mua filmnya," aku Sandra. Karena itu begitu mendapat tawaran untuk berperan sebagai bidadari ia langsung menerimanya. "Woow, aku memang suka dengan princess.Biasanya aku dapat peran sebagai orang ternaniaya, dan sekarang aku senang banget dapat peran ini," ungkapnya.

Mengaku selalu menonton sinetron Bidadari yang diperankan Ayu Azhari dan MariniZumarnis, beberapa tahun lalu, Sandra tak kesulitan menjadi bidadari. "Aku sering nonton film ten­tang bidadari. Aku juga dapat arahan dari para director. Bidadari itu emang harus anggun dan ramah karena ia turun ke bumi untuk menolong anak-anak," jelasnya.

Namun ia juga memiliki tantangan baru. Pasalnya, dalam sinetron ini ia harus berinteraksi dengan anak-anak usia SD ke bawah. "Lawan mainku anak kecil semua. Enggak ada cowok gantengnya," ujarnya.

Bertinteraksi dengan anak menguji kesabaran Sandra. "Anak-anak sekarang tuh enggak bisa dibohongi. Mereka polos, banyak nanya itu yang bikin kita pusing. Ka-dang ada hal-hal yang mereka belum boleh tahu tapi mereka tanyakan," jelas Sandra.

Selain dengan para lawan mainnya, Sandra juga harus menyesuaikan dengan lingkungan kerja kru film yang baru dijalani sebulan ini.

Dari interaksi dengan kru dan pemain, Sandra tahu banyak orang yang salah sangka tentang dirinya.

"Mereka awalnya mengira aku high class, eksklusif, banyak komplain. Kata mereka, aku kaget loh mbak, ternyata mbak Sandra enggak banyak kom­plain, baik, ceria. Soalnya di iklan itu kayaknya saya judesya," cerita Sandra.

Selain itu, kostum bidadari yang berat dan heboh juga terkadang menyulitkannya. "Kostumnya berat. Kita kan ada di negara yang mayoritas Islam, jadi kostumnya didobel sama kebaya lagi biar lebih tertutup. Jadi panas banget, tapi aku harus pake itu," tuturnya.

Meski terlibat dalam syuting yang sama, ternyata anak-anak pemain sinetron Putri Bidadari banyak yang menganggap   peran bidadari itu sungguhan. "Ada anak-anak datang ke lokasi syuting ingin menjadi bi­dadari biar bisa membuat apa yang dia ingtnkan langsungterwujud," kata Sandra.

(NYATA 2151, IV September 2012)