Devi Permatasari : Bukan Peran Biasa

Di sinetron terbarunya yang berjudul Anak-Anak Manusia, karakter yang diperankan Devi Permatasari berbeda dari biasanya. Jika selama ini sering mendapatkan karakter protagonis, kali ini Devi dapat peran wanita oon atau agak bodoh.

"Ini pertama kali buat saya bermain di komedi, dan memerankan orang Betawi yang agak oon, bukan peran biasa" jelas Devi saat ditemui Nyata di studi RCTI, Jakarta Barat, Selasa (2/7) lalu.

Dalam sinetron yang diproduksi oleh Sinemart ini, Devi berperan sebagai Encuri, istri dari Mardani (Teddy Syah). Wanita kelahiran Jakarta, 14 Juli 1973 ini mengaku senang mendapatkan tantangan baru. Karakter Encun bisa menambah pengalaman dia dibidang akting.

Agar bisa maksimal memerankan karakternya, Devi bergaul dengan teman-temannya yang berasal dari Betawi. Selain itu, dia juga sempat ikut mengisi acara lenong.

"Untuk bahasa nggak ada kendala, paling eksplorasi jadi pemain komedi saja. Mudah-mudahan bisa diterima dan saya bisa menghadirkan tokoh Encun secara utuh. Ini akan jadi sesuatu yang segar buat pemirsa. Biasa­nya orang lihat saya kadang nangis atau bahkan antagonis, ini sesuatu yang baru," terangnya.

Bagaimana tanggapan anak? "Dia sudah besar, jadi sudah mengerti. Dia tahu pekerjaan ibunya. Dia nggak akan malu di depan teman-temannya nanti," jelas ibu dari Saleshia Amani Fatiha (10) ini.

Bisnis

Selain sibuk syuting, Ramadan tahun Devi sibuk mengurus bis­nis online shop-nya. Memang, sejak mengenakan jilbab empat tahun lalu, Devi merintis sebuah usaha penjualan aksesoris lewat jalur online.

"Bisnis ini jadi alasan saya juga jarang terima sinetron. Saya harus bisa bagi waktu, ya keluarga, anak, suami, syuting dan bisnis," ucapnya.

Bisnis aksesoris yang dirintis Devi sebenarnya dilakukan tanpa sengaja. Berawal ketika Devi memutuskan menutup mahkota-nya, dia kerap mencari aksesoris pemanis jilbabnya.

Karena suka dengan akse­soris, Devi mulai mencoba membuat aksesoris dan digunakan sendiri. Tanpa sengaja banyak teman-temannya yang bertanya tentang aksesoris yang dibuat.

"Beberapa tertarik dan minta dibuatkan. Lalu banyak yang beli deh. Ya sudah saya teruskan jadi usaha," jelas wanita yang sudah menjalankan bisnis dengan label Amani Aksesoris ini selama 3 tahun.

Awalnya Devi membuat  aksesoris hijab seperti peniti atau bros. Lalu berkembang menjadi seperti kalung atau pita. "Pokok-nya bisa digunakan untuk pemanis hijab," ujarnya.

Untuk desain, Devi mengaku membuat sendiri model aksesoris. Dua minggu sekali dia mengganti modelnya dengan yang baru.

Devi mencari inspirasi model dari internet dan naluri dia seba­gai seorang pekerja seni.

Ciri khas-nya, dia berusaha agar model buatannya tidak ditiru oleh orang lain.

"Saya nggak suka yang mengikuti role. Saya tabrak role. Itu yang buat berbeda. Orang bilang aksesorisnya agak lain atau aneh, tapi nggak ada yang bisa nyamain," beber Devi.

Devi memilih jalur online untuk memasarkan bisnisnya. Dia menggunakan media twitter, facebook atau istagram. Menurut Devi, cara seperti ini merupakan tren jualan yang tengah berkembang di Indonesia.

 

(NYATA, Edisi 2193, III Juli 2013)