Pashmina Aisha : Bumbunya Adalah Adegan Action dan Berbahaya

Sinetron Pashmina Aisha, produksi SinemArt sudah mencuri perhatian pemirsa setia RCTI sejak tayang perdana pada 10 Maret 2014 lalu. Sinetron ini dibintangi oleh pemain yang memiliki kualitas akting baik, seperti Aura Kasih, Giovani L.Tobing, Baim Wong, Ashraf Sinclair, dan lain sebagainya. Disutradarai oleh Epoy S. Pradipta, sinetron bergenre drama ini diimbuhkan dengan beberapa adegan action atau berbahaya. Tujuannya agar pemirsa tak jenuh.

Sinetron ini bercerita tentang Pashmina dan Aisha (Aura Kasih) yang merupakan saudara kembar. Sejak kecil mereka yatim-piatu dan hidup terpisah. Pashmina diadopsi keluarga kaya raya dan terpaksa harus meninggalkan Tanah Air untuk mengobati sakit jantungnya. Sedangkan Aisha tumbuh besar di sebuah panti asuhan.

Lantaran berbedanya latar belakang mereka, kepribadian perempuan kembar inipun tak sama. Pashmina tumbuh menjadi gadis dengan kebiasaan hidup di Amerika, Aisha tumbuh besar dengan kebiasaan di Indonesia sebagai gadis yang santun, lugu, dan religius.

"Ini menarik, banyak film atau drama televisi yang menceritakan tentang twins atau kembar, tapi kebanyakan orang-orang di sekelilingnya sudah tahu identitas si kembar. Tapi kali ini di Pashmina Aisha, justru orang-orang disekelilingya tidak tahu Pashmina dan Aisha itu saudara kembar. Seru kan," kata Epoy S.Pradipta, sang sutradara kepada C&R di sela-sela syuting sinetron ini di studio Persari, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.

Uniknya Pashmina dan Aisha sering kali menyamar di sekeliling orang-orang mereka. Ini lantaran Pashmina dan Aisha harus menolong beberapa orang yang dicintainya.

Lokasi Syuting

Serunya cerita drama ini membuat Epoy bersemangat menyutradarainya. Meski demikian, sutradara kawakan ini harus memikul beban yang cukup berat ketika ditawari menjadi sutradara Pashmina Aisha.

"Kebetulan saya masuk sebagai sutradara di sinetron Pashmina Aisha ini di episode ketiga. Tantangan dan beban yang berat buat saya. Karena kebetulan ini sinetron stripping pertama kalinya yang saya garap. Tapi untungnya di lapangan saya dan tim punya trik untuk pengembangan ide cerita," katanya.

Pengembangan ide cerita dilakukan dengan tetap tidak meninggalkan benang merah kisah Pashmina Aisha. "Tidak jarang kami sering mengganti adegan yang sudah ada di draft naskah. Biasanya terjadi karena cuaca atau kondisi lokasi syuting. Contohnya yang sekarang ini. Di naskah Juwita (Raya Kohandi) harus melakukan adegan ingin loncat bunuh diri dari sebuah gedung bertingkat. Nah lihat sendiri kan kami harus cetuskan ide untuk syuting di atap rumah bertingkat dua saja," kata sutradara yang dikenal sangat sabar ini.

Meski genre sinetron ini adalah drama keluarga, Epoy selalu mempunyai trik agar pemirsa tidak bosan. "Genre sinetron ini drama keluarga banget. Tapi supaya tidak jenuh dan monoton, saya dan tim harus memberikan selingan dengan adegan-adegan berbahaya atau action. Seperti adegan bunuh diri di atas gedung, dicebur ke sungai yang alirannya deras terus dibulldozer juga," katanya.

Adanya intrik-intrik di dalam cerita ini juga yang menjadi bumbu sinetron ini supaya tidak ditinggalkan pemirsanya. "Intinya tidak meninggalkan pula benang merah dari ceritanya," tambah Epoy.

Kooperatif

Di tengah maraknya sinetron bergenre komedi, Pashmina Aisha berani menawarkan kekuatan cerita yang mampu menarik hati pemirsa. "Ya, tren-nya memang saat ini komedi dan remaja. Makanya kami pakai pemainnya yang berbobot dalam kualitas akting dan kekuatan cerita yang utamanya. Mungkin saja bisa menjadi obat kerinduan bagi mereka yang merindukan sinetron dengan genre drama yang dibintangi oleh pemain dewasa," katanya.

Sebenarnya, jadwal syuting sinetron ini sudah dilakukan pasca hari raya Idul Fitri, tahun lalu. Namun harus melewati berbagai hal, maka sinetron ini baru bisa ditayangkan tahun ini. "Semua harus dilakukan untuk kebaikan dan kesuksesan sinetron ini, banyak yang harus dikorbankan juga," katanya.

Bahkan tak jarang pula, lokasi syuting sering berpindah tempat.  "Ya selain ganti adegan draft di naskah juga lokasi syutingnya kita pindah tempat atau malahan ada beberapa adegan yang kurang 'dapet' gregetnya ya kami ulang lagi. Macam- macam lah, risiko pekerjaan," katanya.

Bagi sang sutradara tingkat kesulitan dalam men-direct sinetron cukup tinggi, untuk itu ia sering berdiskusi dengan pemain. "Saya dan Aura Kasih sering berdiskusi, banyak yang kami diskusikan. Tentunya ini untuk kebaikan dan kesuksesan sinetron ini kan. Semua pemain dan kru sangat kooperatif, kita sesuaikan dengan kondisi di lapangan. Meski kita pakai stunt in (pemeran pengganti sementara), pemain-pemain disini kooperatif, ya kalau ketidaksanggupan karena masalah yag serius pasti kita maklumi," katanya.

 

(C&R, Edisi 816, 16-22 April 2014)